Nutrisionis: “Picky eater” beri dampak buruk pada tumbuh kembang anak

Estimated read time 3 min read

JAKARTA (ANTARA) – Dokter spesialis gizi anak RSUPN Rumah Sakit Sipto Mangukusumo (RSCM) Kiara Jakarta Arik Ratnavati, SGG mengatakan pola makan atau sikap anak dapat menimbulkan banyak dampak negatif terhadap tumbuh kembangnya.

Ketika S.G.G. dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.

Eric mengatakan picky eater bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti kurangnya eksplorasi makanan, kemampuan anak dalam makan (oromotor), atau gangguan sensorik lainnya.

Faktor lingkungan seperti orang tua yang tidak menyukai jenis makanan tertentu juga bisa menjadi faktor jarangnya orang tua mengenalkan makanan tersebut sama sekali.

Menurutnya, berbagai faktor tersebut dapat mengganggu gizi anak sehingga dapat mendukung tumbuh kembang yang optimal. Jika hal ini terus berlanjut maka daya tahan tubuh bayi akan melemah dan ia akan jatuh sakit

“Mungkin anak Anda lebih menyukai menu harian nasi dan telur tanpa buah atau sayur. Mungkin cukup karbohidrat dan protein, tapi mungkin kekurangan vitamin dan mineral,” ujarnya.

Belum lagi, perilaku ini dapat menjauhkan anak dari makanan jika perhatian mereka tiba-tiba beralih ke perangkat yang mereka mainkan atau acara TV yang mereka tonton.

Oleh karena itu Arik menekankan pengenalan makanan yang berbeda secara bertahap baik dari segi variasi dan gizinya, melatih keterampilan makan serta memantau tumbuh kembang anak berdasarkan usia, tinggi badan, dan lingkar kepala anak.

Kita bisa kembali ke apakah aturan pemberian makan yang diterapkan sudah baku atau belum, yang mungkin menjadi alasannya. “Misalnya kita bisa mengatasinya dengan makan dan minum susu,” ujarnya.

Bagi orang tua yang ingin melatih kemampuan makan anaknya bisa memulainya dengan membantu anak mengeksplorasi makanan. Dengan memberikan tekstur atau rasa baru pada makanan atau dengan menggunakan sendok berbeda untuk memakannya

Untuk mengurangi stres di meja makan, orang tua dapat meningkatkan nafsu makan anak dengan menciptakan suasana menyenangkan dengan mengajaknya bernyanyi atau mengobrol.

“Tetapi yang jelas anak-anak harus duduk, makan dan minum, dan dengan gangguan yang minimal seperti gadget atau TV,” kata Arik.

Lebih lanjut Eric dalam kesempatan itu menjelaskan bahwa konsep picky eater adalah suatu kondisi dimana anak hanya makan satu jenis makanan saja, dan jika terus berlanjut dalam jangka waktu yang lama maka dikhawatirkan akan kekurangan zat gizi tertentu.

Perilaku anak picky eater ini tidak selalu terjadi saat pertama kali diperkenalkannya makanan tertentu berbahaya bagi ASI (MPASI), tapi bisa juga terjadi pada anak berusia antara 19 bulan hingga tujuh tahun.

Bisa dikatakan wajar jika anak masih bisa makan lebih dari 15 jenis makanan dan menghabiskan waktu bersama keluarga.

Namun bila anak mengonsumsi 15 jenis makanan, menghindari konsistensi atau jenis makanan sama sekali, bergidik saat melihat atau menyentuh makanan, dan mengamuk, orang tua dianjurkan segera mengunjungi puskesmas terdekat untuk mendapatkan saran lebih lanjut mengenai status gizi. Dan cari tahu alasan sebenarnya

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours