Obat TBC pada ibu hamil dinilai tidak berbahaya 

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Dokter spesialis pernapasan anak RSCM dr. Wahyuni ​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​ Kabar

“Jadi obat-obatan yang diberikan kepada ibu diperhitungkan risikonya terhadap anak dengan bimbingan bidan atau dokter penyakit dalam. Obat-obatan yang diberikan kepada ibu hamil telah melalui penelitian sehingga risikonya lebih kecil dibandingkan manfaat yang diberikan. ,” dia berkata. Diskusi tersebut dihadiri secara online di Jakarta, Kamis.

Wahyuni ​​​​mengatakan, penyakit TBC yang diderita ibu dapat menulari anak tergantung waktu penularannya. Jika TBC menyerang paru-paru, penyakit ini ditularkan dari ibu ke bayinya saat lahir.

Baca juga: Kemendagri: 31,7 Persen Negara di Indonesia Sudah Bentuk TPD TBC Baca Juga: Kemenkes Imbau Masyarakat Hilangkan Stigma Negatif Penderita TBC Namun, Jika Virus TBC Masuk ke Aliran Darah Bayi dapat terinfeksi di dalam rahim akibat kontak antara induk dan larva melalui plasenta.

Ia mengatakan, kemampuan anak pada umumnya menularkan TBC ke lingkungannya rendah karena virusnya tidak banyak.

Pada anak-anak yang tidak menderita TBC akut, batuknya berbeda dengan orang dewasa sehingga daya menularnya lebih rendah.

“Tetapi pada anak yang lebih tua antara usia 0-18 tahun, TBCnya biasanya mirip dengan TBC orang dewasa. Kalau usianya di atas sepuluh tahun, kemungkinan tertularnya meningkat. Kalau anak masih kecil tapi bakterinya positif, TBC biasanya mirip dengan TBC pada orang dewasa, sangat menular di lingkungannya,” ujarnya.

Untuk mendiagnosis TBC pada anak, banyak dilakukan pemeriksaan seperti dahak karena 90 persen bakterinya melewati saluran pernafasan. Alternatifnya, ada tes cepat molekuler yang dapat mengidentifikasi mikroorganisme sehingga dapat mendeteksi bakteri pada anak yang kesulitan mengeluarkan dahak.

Pada beberapa pemeriksaan penunjang, dapat dilakukan pemeriksaan imunopatologi untuk memeriksa respon tubuh terhadap virus dan tes Mantoux.

“Untuk Mantoux, kita akan menyuntikkannya seperti BCG di bawah kulit. Setelah dua hari, kita lihat apakah ada reaksinya atau tidak. Kalau ada reaksi, biasanya terlihat seperti benjolan yang ukurannya lebih dari satu sentimeter; dia berkata. Baca juga: Tips Memberikan Obat TBC pada Anak, Berikan Saat Perut Kosong Baca Juga: Kontak Erat di Lingkungan Rumah Menjadi Faktor Penularan TBC Pada Anak Yang Paling Ampuh

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours