OJK: Keluarga jadi benteng utama hindari risiko judi online

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut keluarga merupakan pilar utama dalam upaya menghindari bahaya perjudian online (judol).

Kepala OJK yang Bidang Pelaku Usaha, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen Friederika Vidyasari Dewey mengatakan, harus ada upaya bersama untuk memberantas perjudian online, dimana keluarga adalah awal dari upaya tersebut.

Ini juga menjadi tanggung jawab keluarga, termasuk ibu-ibu. Keluarga adalah penopang utama terhadap berbagai upaya penipuan, kata perempuan bernama Kiki saat ditemui. usai Kantor Jasa Keuangan (OJK) mengadakan pembicaraan edukasi keuangan di Bundakuro dan Kantor Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta bertemu pada Selasa

Kiki menambahkan, bagi keluarga yang anggotanya terkena dampak Judol agar segera berhenti menggunakan produk keuangan digital tersebut.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto, setidaknya dua persen dari total jumlah penjudi online di Indonesia berusia di bawah 10 tahun.

“Menurut saya, potong ya. Kalau dia punya kebiasaan berjudi online, hentikan. Misalnya saja mereka ketahuan berjudi di Internet, jangan sampai mereka ketagihan,” ujarnya.

OJK sendiri juga mendukung upaya pemberantasan perjudian online, seperti pemblokiran akun. Selain itu, OJK juga bekerja sama dengan Satuan Tugas Pemberantasan Kegiatan Keuangan Ilegal (Satgas Pasti) untuk bersama-sama memberantas pinjaman online (pinjol), investasi ilegal, dan perjudian online.

“Saya juga sering mendapat tawaran. Kita tahu itu scam, tapi tidak semua orang seperti kita. Mungkin ada yang belum tahu. Makanya kita harus belajar bersama,” kata Kiki.

Terkait hal tersebut, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengingatkan masyarakat untuk memperkuat kemampuan menghadapi risiko di sektor keuangan digital.

Upaya penguatan tersebut, menurut Mahendra, salah satunya dapat dilakukan melalui peran ibu-ibu. Seorang ibu dengan pengetahuan keuangan yang memadai dapat memberikan manfaat yang signifikan (multiplier effect) dalam upaya pencegahan risiko cybercrime, dimana transmisi pengetahuan dilakukan melalui lingkungan keluarga.

Hal ini menjadi dasar rencana Bundaku OJK. Program Bundaku merupakan program peningkatan pengetahuan keuangan dengan memberdayakan komunitas ibu-ibu dan perempuan sebagai duta pendidikan keuangan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours