OJK mencermati dampak volatilitas ekonomi global bagi ekonomi domestik

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Direktur Jenderal Pengawasan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae mengatakan OJK terus memantau perkembangan volatilitas perekonomian global dan dampaknya terhadap perekonomian domestik dan perbankan Indonesia.

Hal ini dilakukan seiring dengan pengawasan individu yang intensif dan berkelanjutan yang diharapkan mampu menjaga stabilitas sistem keuangan dan perbankan Indonesia pada tahun ini dan tahun-tahun mendatang, kata Dian di Jakarta, Jumat.

Ke depan, risiko perbankan masih perlu diwaspadai, terutama risiko pasar dan risiko likuiditas di tengah masih tingginya ketidakpastian seperti masih tingginya suku bunga, perkembangan perekonomian Tiongkok dan meningkatnya ketegangan geopolitik yang berpotensi meningkat di dalam negeri. tekanan perekonomian OJK juga meminta perbankan terus memperhatikan aspek kehati-hatian (prudential banking), profesionalisme, inovasi dan selalu menjaga integritas untuk mencapai pertumbuhan yang tinggi dan sehat. Potensi peningkatan risiko kredit setelah berakhirnya masa relaksasi restrukturisasi kredit terkait COVID-19 pada akhir Maret 2024 secara umum dapat dimitigasi, karena bank telah membentuk cadangan yang cukup dan besarnya eksposur kredit restrukturisasi terkait COVID-19. 19 -19. berkurang secara signifikan. Untuk mengukur ketahanan perbankan, Dian mengatakan OJK meminta perbankan rutin melakukan stress test terhadap kekuatan permodalan untuk mengukur kemampuannya dalam menyerap potensi penurunan kualitas kredit restrukturisasi.

Selain itu, OJK juga aktif berkoordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. OJK juga melaksanakan misi pertama Financial Sector Assessment Program (FSAP) Review Indonesia 2023/2024 yang merupakan program bersama antara Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia untuk melakukan analisis sektor keuangan suatu negara secara komprehensif dan mendalam. Sementara itu, kondisi likuiditas bank umum cukup memadai tercermin dari rasio alat likuid terhadap core deposit (AL/NCD) dan alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) sebesar 121,05%. dan 27 persen, 0,18 persen, masih di atas ambang batas pada triwulan I tahun 2024. Tingkat permodalan juga cukup kuat, dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 25,96%, meski menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang adalah 27,09%. Penurunan CAR ini terutama disebabkan oleh peningkatan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Kredit dan Pasar terkait dengan kuatnya pertumbuhan penyaluran kredit dan penyesuaian perhitungan ATMR akibat penerapan ketentuan ATMR kredit yang akan berlaku efektif pada tahun ini. 2024. Baca Juga: KSSK: Sistem Keuangan Kuartal 2 Tetap Stabil di Tengah Gejolak Global. Baca juga: IMF: Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat di tengah ketidakpastian global

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours