OJK paparkan strategi hadapi tekanan terhadap IHSG

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Direktur Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Derivatif Keuangan, dan Pertukaran Karbon (PMDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi menjelaskan berbagai strategi OJK dalam mengelola evolusi indeks harga gabungan saham (IHSG). saat ini berada dalam tekanan.

Pertama, koordinasi dengan Kementerian Keuangan, Bank Indonesia (BI) dan Lembaga Simpan Pinjam (LPS) di bawah payung Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, ujarnya di Jakarta. pada hari Kamis

Kedua, lanjutnya, mengimbau pelaku pasar bersikap rasional dan mempertimbangkan faktor-faktor, baik fundamental maupun sentimen, dalam menentukan keputusan investasi.

Kemudian, ketiga, melakukan pengawasan ketat bersama Self-Regulatory Organization (SRO) terhadap transaksi untuk memastikan pasar beroperasi secara teratur, adil dan efisien.

Kemudian keempat, melakukan brainstorming dengan SRO, asosiasi, dan pelaku pasar untuk mendapatkan masukan dan masukan dalam menyusun kebijakan dan regulasi ke depan.

Inarno menjelaskan, pergerakan IHSG dipengaruhi oleh faktor fundamental dan sentimen baik dari sumber global maupun internal.

Dari sisi fundamental emiten, berdasarkan rilis data keuangan kuartal I 2024, kinerja emiten mengalami penurunan lebih dari 50 persen, dan data pendapatan agregat tercatat mengalami penurunan year-on-year (y-o-y). dengan trimester pertama. dari tahun 2023.

Ia menjelaskan, Gubernur BI Perry Warjiyo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati beberapa hari lalu memberi isyarat bahwa kondisi perekonomian global masih diwarnai ketidakpastian yang berpotensi membebani perekonomian dalam negeri.

Selain itu, lanjutnya, Indonesia juga akan menghadapi tantangan yang timbul dari lemahnya perekonomian negara-negara maju, harga komoditas yang mempengaruhi inflasi, berlanjutnya era suku bunga tinggi, serta volatilitas nilai tukar dan risiko konflik geopolitik. . .

“Terkait faktor tingginya suku bunga baik global maupun domestik tentunya akan mempengaruhi akselerasi kinerja emiten,” kata Inarno.

Pada penutupan perdagangan Kamis (13/06/2024), IHSG berada pada level 6.831,56 dengan indeks LQ45 sebesar 858,62, dimana secara year to date (ytd) IHSG melemah 6,07 persen.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours