Ojol yang masih kerja diminta tak kenakan jaket perusahaan aplikator

Estimated read time 2 min read

Batavia dlbrw.com – Para ojek online (ojol) yang masih beroperasi diminta tidak mengenakan kaos bermerek saat mengikuti aksi di Patung Kuda, Monas, Batavia Tengah, Kamis.

Beberapa tukang ojek yang melintas di Jalan Budi Kemuliaan mengenakan aplikator perusahaan sebelum disuruh pengunjuk rasa melepas atau membalik jasnya.

A Jol, yang bermarga Tian, ​​​​mengatakan larangan itu diberikan sebagai solidaritas terhadap para Ojol yang berdemonstrasi.

“Ya, kita di sini bersama-sama, solidaritas dengan teman-teman kita yang menderita. Kalau ditarik, jangan pakai jaket, nanti terbalik,” kata Tian.

Di lokasi aksi, sejumlah masyarakat menunggu lampu merah di Jalan Budi Kemuliaan untuk memeriksa pengemudi ojek yang sedang bekerja dengan lapisan aplikator sekitar pukul 15.18 WIB.

Hal ini telah diminta oleh banyak perusahaan dan pemerintah. Aksi tersebut diperkirakan akan diikuti oleh 500 hingga 1.000 orang yang terdiri dari kelompok ojek dan operator yang menamakan dirinya Persatuan Pengendara Sepeda Nasional Indonesia.

Informasi dari rekan-rekan, aksi sepeda motor ini akan diiringi sekitar 500-1.000 pengendara dari berbagai komunitas di Jabodetabek dan eksekusi akan selesai pada pukul 12.00 WIB, kata Ketua Umum Garda Indonesia Igun Wicakson dalam pidatonya di Batavia; Pada Rabu (28/8).

Rute demonstrasi antara lain Istana Merdeka, kantor Gojek di sekitar Petoj (Jakarta Pusat) dan kantor Grab di Cilandak (Jakarta Selatan).

Igun menilai pemerintah belum mampu berbuat banyak untuk mewujudkan rasa keadilan dan kemanfaatan masyarakat yang ada. Hal ini terlihat dari status hukum ojoli ini yang masih ilegal, tanpa adanya status hukum dalam bentuk undang-undang.

Menurut Igun, massa meminta agar para pengemudi ojol tersebut diberi “status hukum” untuk memperjelas bahwa perusahaan menolak berbuat seenaknya terhadap anggota dan pelari ojol.

“Tanpa keputusan dari platform dan tanpa pihak berwenang dapat memberikan sanksi tegas. Hal inilah yang menyebabkan munculnya berbagai gerakan protes dari mitra,” jelas Igunas.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours