Oksigen Gelap Ditemukan di Dasar Laut, Ilmuwan Beberkan Hal Ini

Estimated read time 2 min read

LONDON – Baru-baru ini, para ilmuwan menemukan fenomena misterius di dasar laut dalam: produksi oksigen tanpa fotosintesis.

Ditemukan di kedalaman 4.000 meter (13.000 kaki) di Samudera Pasifik, fenomena ini menantang pemahaman kita tentang asal usul kehidupan di Bumi.

Seperti dilansir Science Alert, penemuan tersebut bermula dari penelitian dampak penambangan laut dalam yang dilakukan Andrew Sweetman dari Scottish Society of Marine Science (SAMS) dan timnya.

Ketika mereka mengukur kadar oksigen di dasar lautan, mereka menemukan peningkatan yang tidak terduga. Awalnya mereka mengira sensornya rusak, namun setelah divalidasi ulang, datanya menunjukkan hasil yang konsisten: produksi oksigen di tempat yang tidak seharusnya.

Fenomena ini disebut “oksigen gelap” karena prosesnya tidak melibatkan fotosintesis, yang biasanya menghasilkan oksigen di lautan.

Para ilmuwan menduga batuan nodular hitam yang kaya akan unsur tanah jarang seperti kobalt, mangan, dan nikel yang menutupi dasar laut mungkin berperan. Penelitian laboratorium menunjukkan bahwa batuan tersebut dapat menghasilkan oksigen melalui reaksi elektrokimia dengan air laut.

Memperluas pemahaman kita tentang asal usul kehidupan: “Penemuan produksi oksigen melalui proses non-fotosintesis mengharuskan kita memikirkan kembali asal usul evolusi kehidupan kompleks di planet ini,” kata ilmuwan kelautan SAMS, Nicholas Owens.

Penemuan sumber oksigen baru di laut dalam: “Oksigen gelap” mungkin merupakan sumber kehidupan penting bagi organisme yang hidup di kedalaman ekstrem.

Membuka peluang untuk eksplorasi laut dalam: Pemahaman yang lebih baik tentang proses “oksigen gelap” dapat membantu mengembangkan teknologi baru untuk eksplorasi dan penambangan laut dalam yang lebih berkelanjutan.

Penemuan “oksigen gelap” masih tergolong baru dan masih banyak pertanyaan yang harus dijawab. Para ilmuwan terus meneliti proses ini untuk lebih memahami dampaknya terhadap kehidupan di Bumi dan kemungkinan penerapannya di masa depan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours