Operasi katarak dapat tingkatkan kualitas dan harapan hidup pasien

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Direktur Utama Rumah Sakit Mata JEC Kedoya Dr. Dr. Setyo Budi Riyanto Sp.M(K) mengatakan permasalahan gangguan penglihatan kabur bahkan kebutaan akibat katarak harus segera diatasi guna meningkatkan kualitas hidup dan harapan hidup pasien.

“Data ilmiah dari negara berkembang menunjukkan bahwa katarak yang tidak diobati dengan operasi menyebabkan gangguan penglihatan dan tingginya angka kebutaan sehingga juga menghambat aktivitas produktif seseorang. Operasi katarak akan meningkatkan harapan hidup dan kualitas hidup pasien,” kata Budi dalam diskusi tentang Cataract Awareness. Bulan bersama JEC Kedoya di Jakarta pada hari Kamis.

Budi mengatakan, seseorang yang mengalami gangguan mata akibat penglihatan kabur dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan juga berdampak pada perekonomiannya. Katarak yang tidak diobati atau tidak dipulihkan penglihatannya akan menimbulkan dampak ekonomi sebesar Rp170 juta – Rp196 juta bagi seorang pasien sehingga menjadi beban bagi keluarga dan orang yang mempekerjakannya.

Selain itu, penderita katarak juga mengalami kesulitan dalam beraktivitas karena tidak dapat membaca dengan jelas, memerlukan bimbingan dalam berjalan, tidak dapat mengemudikan kendaraan sendiri dan juga sensitif terhadap cahaya.

Hingga saat ini masih terdapat 8,1 persen pasien yang takut menjalani operasi katarak, sedangkan di Jakarta 30,3 persen pasien takut menjalani operasi katarak.

Dikatakannya, tujuan dari operasi katarak adalah menghilangkan lensa yang keruh agar terlihat jelas dengan menggunakan teknologi yang canggih yaitu mesin dan bekas luka yang minimal yaitu hanya sekitar 2-3 milimeter dan juga dapat meningkatkan kualitas penglihatan.

“Lukanya kecil, 2-3mm, pakai mesin katarak, diangkat lalu dipasang lensa lipat kecil untuk mempercepat pemulihan. Dulu hanya menghilangkan penglihatan gelap, menjadi lebih terang, sekarang dari penglihatan kabur kualitas penglihatannya meningkat,” ujarnya.

Saat ini, teknologi bedah katarak pun sudah sangat berkembang, dimulai dari ekstraksi katarak ekstrakapsular (ECCE), fakoemulsifikasi, dan yang terbaru adalah Femtosecond Laser-Assisted Cataract Surgery (FLACS).

Metode terakhir ini juga memiliki faktor risiko yang lebih rendah, akurasi yang lebih baik dan dapat memperbaiki masalah refraksi mata seperti miopia, hipermetropia, hipermetropia sedang untuk jarak membaca hingga silinder.

Hal ini disebabkan oleh peningkatan kualitas lensa implan yang terus berkembang dari tahun ke tahun, sehingga diharapkan pasien pasca katarak tidak lagi bergantung pada kacamata.

Sebelum menjalani operasi, pasien akan diminta menjalani pemeriksaan kesehatan umum yang dimulai dengan kondisi saraf optik, kornea, dan retina serta pemeriksaan penyakit penyerta seperti diabetes dan hipertensi.

Jika kondisi pasien dikatakan layak untuk dioperasi, maka operasi bisa dilakukan sesegera mungkin, dan pemulihan bisa memakan waktu tiga hari hingga seminggu.

“Bagi lansia, pemeriksaan awal harus baik untuk mengurangi komplikasi. Kalau ada gula batasnya harus turun dulu ke 200, masih bisa, nanti kalau ada hipertensi nanti normal, lihat fungsi syaraf dan retina. Kalau semuanya baik, biasanya resikonya minimal kalau ada gula. , fungsi retina menurun,” kata Budi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours