Oposisi Tak Terima Maduro Menang Pilpres, Demo Besar Guncang Venezuela

Estimated read time 2 min read

CARACAS – Pihak oposisi tidak menerima kemenangan Presiden saat ini Nicolás Maduro dalam pemilihan presiden di Venezuela. Tanggapan pihak oposisi telah memicu protes besar di beberapa wilayah Caracas sejak Senin.

Setelah pagi yang sangat sepi di Caracas, ibu kota Venezuela, pengunjuk rasa mulai membanjiri jalan-jalan di beberapa lingkungan di Caracas sekitar tengah hari.

Protes meletus ketika kemenangan kontroversial Maduro dikonfirmasi oleh Dewan Pemilihan Nasional (CNE), yang dipandang setia kepada presiden petahana.

Lusinan pengunjuk rasa segera berubah menjadi ratusan, karena lebih banyak orang bergabung dalam demonstrasi meskipun ada banyak polisi yang dikerahkan.

Di salah satu kawasan di Petra, para pengunjuk rasa berteriak: “Akan jatuh, akan jatuh, pemerintahan ini akan jatuh!”

“Kebebasan, kebebasan!” teriak pengunjuk rasa lainnya saat mereka membakar poster kampanye Maduro.

“Kami menutup bisnis kami untuk ikut protes. Kami kecewa. Ini (hasil pemilu presiden) tidak mencerminkan kenyataan. Kami memilih menentang Nicolas,” Carolina Rojas (21), salah satu pengunjuk rasa, mengatakan kepada AFP, Selasa. (30/7/2024).

“Kami keluar karena ada penipuan,” tambah David, 40, seorang pengunjuk rasa yang tidak mau menyebutkan nama belakangnya.

“Mereka memanggil tentara, tapi… kami harus memprotes,” katanya.

Pagi harinya terdengar warga menggedor-gedor panci dan wajan sebagai tanda ketidakpuasan.

Pemilihan presiden diadakan pada hari Minggu di tengah meluasnya kekhawatiran akan adanya penipuan dan kampanye yang dirusak oleh tuduhan intimidasi politik.

Lembaga survei memperkirakan kemenangan telak bagi oposisi, meskipun lembaga-lembaga yang setia kepada rezim Maduro mencegah pemimpin oposisi paling populer, Maria Corina Machado, untuk mencalonkan diri.

CNE mengumumkan bahwa Maduro memenangkan pemilihan presiden dengan 51,2 persen suara. Sementara itu, calon wakil Machado untuk presiden, Edmundo González Urrutia, memperoleh 44,2% suara.

Pihak oposisi mengklaim adanya kecurangan, dan beberapa negara di Amerika Barat dan Latin menyerukan pemeriksaan terhadap hasil pemungutan suara.

Maduro telah memperingatkan akan adanya “pertumpahan darah” jika ia kalah dalam pemilihan presiden hari Minggu.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours