Optimalisasi Pasokan, Industri Pengguna Gas Bumi Usul Program HGBT Dihapuskan

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Kerjasama dan penciptaan pengetahuan penting untuk memajukan gas bumi di Tanah Air. Hal ini merupakan hal penting yang harus segera dilaksanakan agar kebutuhan perusahaan pengguna listrik dapat terpenuhi sekaligus dan pasokan industri migas tetap terjaga.

Wakil Presiden Federasi Nasional Pengguna Gas (FIPGB) Achmad Widjaja mengatakan, yang terpenting bagi industri pengguna gas adalah memastikan pemberian jaminan harga. Dengan demikian kontinuitas dan kestabilan produksi tetap terjaga.

Timnya memahami konsistensi menjamin pasokan gas sulit terwujud tepat waktu karena masih banyak persoalan yang harus diselesaikan. Salah satunya terkait harga seperti yang ditunjukkan dalam program gas murah perusahaan yang dikenal dengan Harga Gas Lainnya (HGBT).

“Kalau HGBT penting bagi perusahaan, salah kalau dibatalkan. Yang penting kita butuh supply chain,” kata Achmad, di Jakarta, Jumat (21/6/2024).

Menurut Achmad, program HGBT yang mematok harga US$6 per MMBTU justru sangat menguntungkan dan dinikmati oleh perusahaan penerima gas. Namun di sisi lain, pada saat yang sama, negara harus memberikan dukungan kepada sektor migas sehingga produksinya bergantung pada bagaimana mendapatkan uang dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) itu sendiri.

Selain itu, di sisi lain, baik pusat maupun nasional sebagai pemilik dan pengelola jasa distribusi gas, biaya tersebut tidak mencapai nilai keekonomian. Keadaan ini menimbulkan ketidakpastian dalam pemberiannya sehingga pada akhirnya tidak menguntungkan pihak manapun.

“Memang yang terpenting adalah terjaminnya pasokan gas ke perusahaan,” ujarnya.

Oleh karena itu, Achmad berharap segera diputuskan program khusus untuk mencapai hal tersebut, perlunya kerja sama antar departemen mulai dari Kementerian Perindustrian, Kementerian Energi dan Aset, Kementerian Keuangan, serta kesepahaman antar industri migas. atlet dan perusahaan yang menggunakan gas alam.

Direktur Eksekutif Perusahaan Reforminer Komaidi Notonegoro juga menegaskan, kerjasama antar pihak sangat penting untuk mencapai keseimbangan yang tidak merugikan pihak manapun. Perusahaan yang menggunakan gas bumi pun tidak akan diuntungkan karena ada jaminan pasokan dan harga.

“Sampai saat ini belum ada pemahaman, apa yang akan berdampak pada bisnis gas di Indonesia. “Meski permintaan gas alam diperkirakan akan terus meningkat pada dekade berikutnya,” ujarnya.

Pada program HGBT misalnya, Komaidi mengatakan Kementerian Perindustrian terus berupaya melanjutkan misi tersebut, terutama memperbanyak jumlah perusahaan yang akan diterima. Di sisi lain, di saat yang sama, Kementerian Keuangan memahami sistem ini semakin membebani keuangan negara.

Begitu pula dengan Kementerian ESDM yang memahami pentingnya evaluasi program HGBT agar tidak hanya menguntungkan satu sektor saja, sementara ada industri lain yang dirugikan lebih lanjut. Komaidi menegaskan, “Nilai keekonomian pekerjaan gas penting karena menjamin pasokan gas bagi perusahaan.”

Salah satu indikator intelijen yang paling penting adalah pengelolaan dan promosi pengembangan gas alam di Thailand. “Pemerintah Thailand menjamin diskon yang memadai untuk segala hal mulai dari insentif bagi produsen gas, serikat pekerja, hingga pengelolaan infrastruktur bagi konsumen. Ada jaminan pasokan,” kata Komaidi.

Manajer Program Migas Kementerian ESDM Rizal Fajar Muttaqin mengatakan, rencana HGBT saat ini masih dalam tahap evaluasi hingga Agustus 2024. Bagaimana negara menyetujui pelaksanaan rencana tersebut. kebijakan ini.

“Dari departemen keuangan negara, Menkeu menyampaikan sekitar Rp67 triliun digunakan untuk reformasi keuangan ini,” jelasnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours