Orang tua perlu dukungan psikologis untuk dampingi anak dengan kanker

Estimated read time 3 min read

Jakarta (Antara) – Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa, Konsultan Psikiatri Anak dan Remaja dari RSUI dr Francisca M. Caligis Spike (K) mengatakan, diagnosis kanker pada anak seringkali menimpa orang tua sehingga membutuhkan dukungan psikologis untuk mendampingi anak.

“Peran orang tua dalam menangani anak penderita kanker memerlukan dukungan medis dan psikologis. Kita sebagai orang tua sama pentingnya dengan dukungan emosional terhadap anak,” kata Francisca tentang peran dukungan pada anak kanker di Jakarta, Sabtu.

Francisca mengatakan, kehadiran orang tua tentu sangat dibutuhkan anak-anak yang menjalani pengobatan kanker. Orang tua dapat menguatkan anak agar tidak mudah khawatir dan berpikir positif terhadap apa yang sedang dihadapi. Orang tua juga perlu bersikap tenang, terinformasi, dan yakin terhadap perasaan anaknya agar anak dapat menjalani pengobatan kanker dengan aman.

Namun kenyataannya, orang tua yang anaknya terdiagnosis kanker bisa menimbulkan dampak psikologis yang serius. Seringkali orang tua mengalami shock dan tidak terima dengan berita yang didengarnya, yang sebenarnya merupakan reaksi manusia ketika dihadapkan pada kabar buruk.

Mereka juga harus melalui penolakan atau penolakan terhadap apa yang telah diterimanya dan juga perasaan marah hingga putus asa. Untuk bisa menerima keadaan membutuhkan waktu yang lama dan tidak mudah.

Dampak psikologis ini seringkali mempengaruhi sistem keluarga yang ikut berubah sehingga menyebabkan orang tua merasa cemas, tertekan dan bersalah karena tidak mampu memberikan yang terbaik kepada anaknya. Inilah sebabnya mengapa orang tua sering disebut sebagai ‘pasien tersembunyi’ di balik anak penderita kanker.

“Efeknya orang tua mengalami stres dan kecemasan. Kalau terlalu parah bisa jadi depresi. Orang tua sering merasa bersalah dan merasa belum mampu memberikan yang terbaik. Tanggung jawab merawat orang tua bisa menyebabkan kelelahan fisik. Dan mereka mungkin mengalami gangguan psikologis karena kurang tidur. Saya merasa tidak enak badan, dan karir saya terganggu,” kata Francisca.

Agar terhindar dari stres dan depresi, kata Francisca, beberapa kebutuhan psikososial yang sangat penting dipenuhi oleh orang tua, salah satunya adalah kebutuhan akan informasi, seperti mengikuti kegiatan masyarakat untuk mencari informasi terkait penyakit anak. Kebutuhan emosional orang tua juga perlu diatasi melalui berbagi dan dukungan.

Selain itu, kebutuhan finansial yang seringkali berdampak pada kondisi keuangan harus diatasi melalui beberapa pilihan seperti asuransi yang meringankan beban pengobatan anak. Kebutuhan jasmani perlu dikelola oleh orang tua, misalnya mengurus keluarga dapat ditanggung bersama dengan anggota keluarga lainnya sehingga orang tua dapat beristirahat dan tidak merasa lelah secara fisik selama merawat anak yang sakit.

Dan kebutuhan spiritual juga diperlukan untuk merasa tenang dan mampu melewati taraf psikologis serta menerima keadaan. Untuk memenuhi kebutuhan psikososial tersebut, dukungan dapat diberikan antara dokter dengan pasien, pasien, atau orang tua.

“Psikososial dapat meningkatkan kualitas hidup kita dengan memberikan perhatian, motivasi, informasi dan interaksi. Jika kita saling mendukung, kita saling memberikan perasaan positif yang bersifat psikologis,” ujarnya.

Untuk menghindari stres, Francisca menyarankan para orang tua untuk tidak terlalu mendengarkan pembicaraan negatif orang lain dan fokus pada dukungan positif dari orang-orang terdekat. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal-hal yang dianggap mitos di masyarakat agar Anda dapat memperoleh informasi yang benar dan mendapat pengobatan sesuai anjuran dokter.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours