Organda dan Pengusaha Digital Dorong Transportasi Publik Jakarta Pakai Qris

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Dewan Kota (Pemkot) DKI Jakarta diperkirakan akan menggunakan Qris untuk pembayaran digital di angkutan umum. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Bus Menengah Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta, Nanang Basuki, pakar teknologi digital dan General Manager PT Trans Digital Cemerlang, Indra.

Nanang mengatakan Jakarta bisa meniru langkah Wira Wiri di Surabaya yang sudah memasang Qris dan pembayaran digital lainnya di angkutan umum.

“Di dalam Wira-Wiri ada doorman atau pramugari yang menghampiri penumpang saat sudah berada di dalam. Penumpang cukup membayar Qris atau pembayaran digital lainnya ke mesin elektronik yang disediakan. Kemudian bisa membayar satu kali untuk dua atau tiga penumpang. Ini sangat cepat dan penumpang lebih mudah,” kata Nanang saat dihubungi wartawan, Kamis (9/12/2024).

Nanang mengungkapkan, hingga saat ini angkutan umum di Jakarta di bawah TransJakarta masih mengandalkan kartu sentuh.

Diakuinya, masih ada persepsi bahwa penggunaan pembayaran digital lain seperti Qris membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan kartu karena harus memasukkan password dan memindai barcode. Apalagi jika dilakukan pada saat-saat sibuk seperti perjalanan pulang pergi kantor.

“TransJakarta Organda DKI berharap mereka bisa melihat Wara Wiri di Surabaya, bisa menggunakan Qris dan pembayaran digital lainnya selain kartu. Penumpang tinggal duduk dulu, nanti akan dibantu oleh asisten,” ujarnya.

Selain itu, jika mencontoh Wara Wiri di Surabaya, Anda bisa melakukan pembayaran digital seperti Qris sebelum menaiki angkutan. Penumpang mendapat barcode dan dapat melihat jadwal kedatangan truk tepat waktu.

Hingga saat ini pembahasan pembayaran nontunai seperti QRIS dan transaksi digital telah dibicarakan dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, ujarnya. Tinggal dilaksanakan oleh TransJakarta.

Lebih lanjut Nanang mengakui, dengan penggunaan QRIS, pencatatan keuangan angkutan umum juga akan menjadi lebih rapi.

Selain itu, pembayaran digital juga dapat memastikan seluruh uang yang dibayarkan penumpang masuk ke kas pemerintah.

Ia juga berharap keamanan dapat ditingkatkan saat menggunakan pembayaran digital seperti Qris. Sebab, masih ada kekhawatiran stiker barcode di angkutan umum akan digantikan oleh pelaku kejahatan.

Tak hanya itu, internet juga harus ditingkatkan untuk meminimalisir kesalahan dalam proses pembayaran. Hal ini memang wajar terjadi, terutama pada jam-jam sibuk di Jakarta.

Senada, kata Indra, sudah saatnya Qris dimanfaatkan sebagai alat pembayaran digital di angkutan umum, khususnya di Jakarta.

Indra percaya bahwa Jakarta harus menawarkan berbagai pilihan pembayaran lanjutan karena kota ini akan menjadi mercusuar bagi perekonomian global di masa depan.

“Pemanfaatan Qris sebagai metode pembayaran digital transportasi umum di Jakarta sudah tepat. Menggunakan uang secara normal dan aman merupakan salah satu kebutuhan prioritas masyarakat yang hidup berdampingan dengan teknologi, termasuk baik dalam hal pembayaran. Qris bisa menjadi jawabannya. untuk kebutuhan itu” kata Indra.

Indra mengatakan Qris telah memenuhi standar nasional untuk fitur keselamatan internasional. Artinya dari segi keamanan, penipuan tentu saja terjamin, tegas Indra. Namun sebagaimana disampaikan Bank Indonesia, seluruh pengendalian tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara penyedia layanan dan pengguna.

Indra mengatakan pihaknya juga terus memberikan edukasi dan inovasi untuk pemanfaatan Qris secara sosial. Hal ini dilakukan dengan menghubungkan produk Posku Lite untuk pembayaran melalui Qris di berbagai komunitas dengan menambahkan dukungan literasi keuangan, kursus dan workshop pemasaran digital.

“Dukungan literasi keuangan menjadi prioritas dalam menangani produk Posku lite. Kami memberikan panduan dan kemudahan untuk mendaftar dan melakukan transaksi bisnis,” kata Indra.

Dalam kesempatan tersebut, Indra mengusulkan agar perusahaan pemberi bantuan dan nasehat keuangan digital harus memiliki ISO 9001:2015 terkait manajemen mutu, ISO 37001:2016 terkait Sistem Manajemen Anti Pertukaran Jalan Raya, dan ISO 27001:2022 terkait sistem keamanan informasi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours