BEIJING (ANTARA) – Output perekonomian Tiongkok terus mencatatkan rekor pertumbuhan pada Juli 2024 karena prospek perdagangan yang tetap optimis. Namun, sejumlah faktor musiman, termasuk gelombang panas dan banjir, agak menghambat perluasan ini.
Menurut Purchasing Managers’ Index (PMI) yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional (NBS) Tiongkok pada hari Rabu (31/07), PMI komposit berada di angka 50,2 pada bulan ini, turun sedikit dari 50,5 pada bulan Juni. PMI sektor manufaktur turun menjadi 49,4 dan PMI sektor jasa dan konstruksi menjadi 50,2.
Angka PMI di atas 50 menunjukkan ekspansi, sedangkan angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi.
Mengomentari data tersebut, ahli statistik senior NBS Zhao Qinghe mengatakan ekspansi bisnis telah melambat.
Sektor manufaktur mengalami iklim usaha yang agak lesu karena sejumlah faktor buruk, termasuk musim sepi yang biasa terjadi, permintaan pasar yang tidak mencukupi, dan kondisi cuaca ekstrem, tambahnya, seraya menambahkan bahwa suhu tinggi dan banjir juga menghambat sektor konstruksi.
Meskipun terdapat hambatan, sebagian besar perusahaan masih optimis terhadap tren pasar.
Subindeks ekspektasi bisnis pada perusahaan manufaktur, perusahaan jasa, dan konstruksi berada pada level 53,1, 56,6, dan 52,9. Secara khusus, sektor farmasi, kereta api, peralatan kapal dan pesawat terbang serta mesin kelistrikan menunjukkan indeks ekspektasi sebesar 57 atau lebih tinggi, yang menunjukkan optimisme yang kuat.
+ There are no comments
Add yours