Pandemi Berkontribusi Besar pada Peningkatan Judi Online

Estimated read time 3 min read

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) membunyikan alarm perang melawan perjudian online (judol). Jokowi mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan perjudian, baik offline maupun online.

“Jangan berjudi, jangan berjudi, jangan berjudi. Mendingan yang punya rejeki, menabung, atau dijadikan modal usaha,” kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (12/6). /2024).

Transaksi judol di Indonesia akan mencapai Rp 500 triliun pada tahun 2023, dan Rp 100 triliun pada kuartal I tahun 2024, menurut Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Total transaksi Judol yang beredar dan keluar Indonesia mencapai Rp 600 triliun.

Pemimpin Redaksi Japan Online Casino Guide Emiko Matsuda membeberkan beberapa data menarik terkait fenomena judo, salah satunya dampak pandemi Covid-19 terhadap jumlah transaksi judo. Emiko mencatat 7,9 persen masyarakat Jepang kecanduan judo karena pandemi.

“Peningkatan perjudian online dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pandemi, banyak yang beralih dari taruhan olahraga ke judo, dan data menunjukkan bahwa perubahan ini bersifat permanen meskipun tidak lagi menjadi pandemi,” kata Emico. Republik dari Euronews pada Sabtu (15/6/2024).

Jepang adalah negara dengan transaksi judo terbesar keempat di dunia, sebesar £4,95 miliar. Di atas Jepang adalah Australia dengan transaksi sekitar £8,11 miliar, Inggris dengan £11,01 miliar, dan Amerika Serikat (AS) di urutan pertama dengan £18,41 miliar.

“Angka ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya dan menunjukkan pendapatan game online AS tumbuh lebih cepat dibandingkan negara lain,” ujarnya.

Peristiwa serupa juga terjadi di Inggris. Pertukaran Kebijakan Publik (PPE) melaporkan bahwa perjudian online di Inggris meningkat secara signifikan selama dan setelah pandemi. Kenyamanan, keterjangkauan, dan aspek bebas pajak bagi para pemenang disebut-sebut berkontribusi besar terhadap kecanduan warga Inggris terhadap judo.

Dalam analisisnya, PPE mengatakan bahwa risiko besar judo tidak hanya kecanduan, tetapi juga kegagalan. Hal ini, pada gilirannya, dapat menimbulkan masalah di tempat kerja dan dalam hubungan sosial. 

Pemerintah Inggris memperkirakan bahwa 0,5 persen orang dewasa mempunyai masalah perjudian dan tujuh persen populasi terkena dampak negatif dari perjudian orang lain. EPP juga melaporkan bahwa lebih dari 420.000 warga Inggris kehilangan £2.000 karena perjudian online setiap tahunnya.

“Analisis ekonomi pemerintah menunjukkan bahwa kerugian finansial langsung bagi pemerintah yang terkait dengan permainan berbahaya ini akan mencapai £412,9 juta pada tahun 2023,” kata laporan PPE.

Perkembangan UMKM

Hal serupa diungkapkan Fitra Faisal Hastiadi, Ekonom Universitas Indonesia. Fitra mengatakan, banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan selama pandemi Covid-19. Dengan banyaknya iklan game online, mereka melihat game online sebagai cara cepat menghasilkan uang.

Untuk itu, Fitra menyarankan pemerintah fokus pada pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (MPME) sebagai sektor yang mampu memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian. Menurutnya, diperlukan dorongan politik yang kuat untuk menjadikan UKM sebagai prioritas, didukung dengan sumber daya manusia yang andal dan pendanaan yang memadai.

“Saya kira untuk pengembangan usaha kecil dan menengah ke depan, dari sudut pandang pemerintah, yang menjadi pembatas harusnya Kementerian Koperasi dan Kementerian UKM. Tingkatkan pendapatan masyarakat melalui UMKM ini. rutenya,” kata Fitra.

Dengan berkembangnya UMKM, masyarakat dapat mengalihkan uangnya dari perjudian online ke investasi yang lebih produktif. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya menciptakan lapangan kerja yang layak.

“Karena kalau kita bicara angka pengangguran, sudah sangat rendah yakni 4,8 persen. Tapi yang jadi persoalan, apakah ini pekerjaan yang layak? Nah, ini harus diwaspadai,” tuturnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours