Paparan Sinar Biru dari Gawai Bisa Picu Keriput

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA – Cahaya biru merupakan bagian dari spektrum cahaya tampak. Selain matahari sebagai sumber cahaya biru terkuat, perangkat seluler seperti ponsel, laptop, dan televisi juga memancarkan cahaya biru 100-1000 kali lebih rendah.

Meski rendah, namun paparan sinar biru dari perangkat tergolong tinggi, apalagi di era digital seperti sekarang. Dokter kulit Bond University Michael Freeman mengatakan paparan cahaya biru juga dapat mempengaruhi kesehatan kulit. Menurut Freeman, beberapa dampak sinar biru pada kulit adalah:

1. Meningkatkan pigmentasi

Freeman menjelaskan, paparan cahaya biru dapat merangsang produksi melanin, pigmen alami kulit yang memberi warna pada kulit.

“Jadi, paparan sinar biru yang berlebihan kemungkinan akan memperburuk hiperpigmentasi, yaitu produksi melanin berlebih yang menyebabkan bintik hitam pada kulit, terutama pada orang berkulit gelap,” ujarnya, seperti temuan penelitian, Senin (29/7 /2024). ).

2. Merangsang kerutan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa cahaya biru dapat merusak kolagen, protein penting untuk struktur kulit, sehingga kemungkinan mempercepat pembentukan kerutan.

Sebuah penelitian laboratorium menunjukkan bahwa hal ini dapat terjadi jika Anda menggunakan perangkat hanya satu sentimeter dari kulit Anda selama satu jam. Namun, bagi kebanyakan orang, memegang perangkat dengan jarak lebih dari 10 cm akan mengurangi paparan hingga 100 kali lipat.

3. Mengganggu tidur.

Freeman mengatakan cahaya biru dapat menghambat produksi melatonin, hormon alami yang biasanya memberi sinyal pada tubuh kapan waktunya tidur dan membantu mengatur siklus tidur-bangun. Dengan menekan melatonin, paparan cahaya biru sebelum tidur mengganggu proses alami tersebut, sehingga membuat Anda lebih sulit tertidur dan dapat menurunkan kualitas tidur.

Ketika seseorang tidak mendapatkan tidur yang berkualitas, pastinya akan berdampak pada kulit, terutama kulit di sekitar mata, akan terlihat kusam atau kusam. Masalah tidur jangka panjang juga dapat memperburuk kondisi kulit yang sudah ada seperti jerawat, eksim, dan rosacea.

Kurang tidur juga dapat meningkatkan kadar kortisol, hormon stres yang memecah kolagen, protein yang bertanggung jawab untuk mengencangkan kulit. Kurang tidur juga mengganggu pelindung alami kulit, kata Freeman. terhadap kerusakan dan kekeringan,” kata Freeman.

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours