Para Peneliti Berpikir Mereka Telah Memecahkan Misteri Hilangnya Air di Venus 

Estimated read time 2 min read

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Para ilmuwan meyakini planet Venus lebih mirip Bumi. Kini para ilmuwan yakin mereka telah memecahkan sebagian besar teka-teki tersebut, yaitu misteri hilangnya air di Venus. 

Ilmuwan planet Michael Chaffin dari Universitas Colorado Boulder mengatakan Kamis (5/9/2024) bahwa Venus memiliki air 100.000 kali lebih sedikit dibandingkan Bumi, meskipun pada dasarnya ukuran dan massanya sama. Penelitian baru ini menunjukkan proses yang disebut rekombinasi disosiatif menyebabkan hidrogen lepas dari Venus ke luar angkasa, menyebabkan planet kehilangan air jauh lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. 

Meneliti Venus dan Bumi secara berdampingan menimbulkan beberapa pertanyaan yang sangat menarik. Selain kesamaan ukuran dan massa, kedua planet tersebut tampaknya terdiri dari batuan yang sama, inti besi, dan struktur mantel batuan yang sama. 

Namun jika Bumi subur, basah, dan penuh kehidupan, maka Venus tidak. Venus dipenuhi awan karbon dioksida beracun yang menghasilkan hujan asam sulfat.

Diciptakan oleh aktivitas vulkanisme, permukaan Venus telah mengalami efek rumah kaca yang tidak terkendali yang kini mempertahankan suhu rata-rata 464 derajat Celcius. Namun kekurangan air masih menjadi masalah. 

Model pelepasannya dari Venus (planet-planet lepas bahkan pada saat terbaik) tidak dapat menjelaskan jumlah air yang hilang dari Venus, karena jumlah air yang hilang sama dengan jumlah air yang diperoleh Bumi selama pembentukannya miliaran tahun yang lalu. 

Jika kita menyebarkan air bumi secara merata ke seluruh permukaan saat ini, hal ini akan menciptakan lautan global sedalam tiga kilometer, perhitungan yang dikenal sebagai Global Equivalent Layer (GEL). GEL Venus hanya berukuran tiga sentimeter. 

Para ilmuwan yang dipimpin oleh Chaffin dan rekannya, ilmuwan planet Eryn Cangi dari UC Boulder, berupaya mengeksplorasi perbedaan-perbedaan ini menggunakan simulasi komputer terhadap proses di atmosfer Venus. Hasilnya mengungkapkan sebuah proses yang telah diabaikan selama 50 tahun. Secara khusus, ini melibatkan rekombinasi molekul yang disebut HCO+

Ini adalah ion positif yang terdiri dari hidrogen, karbon dan oksigen, dibentuk oleh kombinasi karbon dioksida dan air dan hilangnya elektron bermuatan negatif. Penelitian tim menunjukkan bahwa ketika elektron bergabung kembali dengan molekul, hidrogen dilepaskan dan terlempar ke luar angkasa. Tanpa hidrogen, air tidak dapat terbentuk. 

Mekanisme ini bisa…

 

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours