Paus Fransiskus Menentang Trump yang Anti-Migran dan Harris yang Pro-Aborsi

Estimated read time 2 min read

VATICAN CITY – Kandidat presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Kamala Harris sama-sama “anti-kehidupan” dan para pemilih Katolik harus memilih “kejahatan yang lebih kecil”, tegas Paus Fransiskus.

Paus Fransiskus mengatakan kepada wartawan sekembalinya ke Roma dari Singapura bahwa “tidak memilih itu buruk” dan umat beriman “harus memilih”.

“Anda harus memilih kejahatan yang lebih rendah,” jelasnya. “Kejahatan siapa yang lebih sedikit? Perempuan atau laki-laki? Saya tidak tahu. Siapa yang mengusir imigran atau siapa yang membunuh anak-anak, keduanya menentang kehidupan.”

Jika terpilih, Trump berjanji akan menutup perbatasan selatan AS dan memimpin “tindakan keras deportasi terbesar dalam sejarah Amerika.”

Harris telah berjanji untuk menandatangani undang-undang pada tahun 2022 yang akan menjamin akses yang sama terhadap aborsi, serupa dengan Roe v. Wade, keputusan penting Mahkamah Agung yang dibatalkan.

Roe v Wade melindungi hak perempuan untuk melakukan aborsi, namun beberapa pembatasan terhadap hak tersebut, seperti larangan aborsi setelah trimester kedua kehamilan, ditetapkan dalam undang-undang selanjutnya.

Pasangan Harris, Tim Walls, menandatangani undang-undang pada tahun 2023 yang mengizinkan aborsi hingga kelahiran.

Mendeportasi imigran, meninggalkan mereka di tempat yang Anda inginkan, menelantarkan mereka… itu hal yang buruk, itu adalah kejahatan. Mengeluarkan anak dari rahim seorang ibu adalah pembunuhan, karena itulah kehidupan. “Kita harus berbicara secara jelas mengenai hal-hal ini,” imbau Paus Fransiskus kepada wartawan, Jumat (13/9/2024).

Paus Fransiskus secara konsisten menentang aborsi sejalan dengan ajaran Katolik. Namun, resolusi tersebut memperbolehkan para imam untuk memaafkan aborsi dan meminta para uskup untuk tidak menolak persekutuan dengan politisi yang mendukung praktik tersebut.

Dia juga mengambil sikap yang lebih liberal dalam masalah imigrasi dibandingkan pendahulunya.

Selama pemilihan presiden tahun 2016, ia mengkritik usulan Trump untuk menutup perbatasan AS/Meksiko sebagai tindakan yang “tidak Kristen”, dan pada tahun 2019 Vatikan memotong sumbangan dari US$75.000 menjadi US$500.000 untuk migran Amerika Tengah yang mencoba mencapai AS melalui Meksiko.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours