Kota Vatikan (ANTARA) – Paus Fransiskus menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon, tahun 2020, dalam pertemuan di Vatikan, Senin.
Dia mengatakan sangat emosional baginya menjadi salah satu dari mereka yang kehilangan seseorang yang dia cintai.
Paus Fransiskus mengatakan dia terus berdoa untuk mereka dan kerabat mereka yang meninggal, dan akan mengingat semua orang yang meninggal dalam kejadian tragis tersebut.
Ia juga menyoroti keinginan bersama untuk mengungkap kebenaran dan keadilan di balik bencana tersebut.
Paus Fransiskus menyampaikan belasungkawa atas kematian tak berdosa yang disebabkan oleh perang di Beirut, serta Palestina dan Israel.
Ia mengatakan Lebanon merupakan salah satu negara yang terkena dampak perang di Timur Tengah.
Perang tidak pernah membawa kebaikan, kata pemimpin Gereja Katolik tersebut, namun justru menciptakan kondisi yang lebih buruk.
Paus Fransiskus juga menyampaikan harapannya akan adanya perdamaian di Lebanon dan Timur Tengah.
Beliau menekankan bahwa Lebanon harus tetap menjadi proyek perdamaian, dimana masyarakatnya harmonis, dimana kepentingan bersama diprioritaskan, dan dimana berbagai agama dipersatukan dalam persaudaraan.
Sebuah ledakan besar mengguncang pelabuhan Beirut pada 4 Agustus 2020, menewaskan lebih dari 200 orang dan melukai 6.500 lainnya.
Sekitar 50.000 properti rusak dan total kerugian diperkirakan mencapai 15 miliar dolar AS (sekitar Rp 231 triliun).
Peristiwa ini diyakini sebagai ledakan non-nuklir terbesar yang pernah tercatat.
Pada bulan Januari, mahkamah agung Lebanon memutuskan untuk membebaskan semua tersangka yang ditangkap dalam penyelidikan ledakan tersebut.
Kepala Jaksa Ghassan Oweidat memanggil Hakim Tarek Bitar yang bertanggung jawab atas penyelidikan tersebut.
Dua hari sebelumnya, penyelidikan dilanjutkan setelah ditangguhkan selama 13 bulan karena oposisi politik dan Bitar mencoba menanyai pejabat senior yang terlibat dalam insiden tersebut.
Sumber: Anadolu-OANA
+ There are no comments
Add yours