Jakarta (Antara) – PB Percasi belum memberikan gol kepada kontingen Indonesia pada Olimpiade Catur 2024 yang digelar di Budapest, Hongaria pada 10-23 September.
Ketua Umum PB Percasi Utut Adianto menganalogikan pecatur muda ibarat ayam jinak yang memiliki taji kecil saat berlaga di turnamen internasional. Oleh karena itu, untuk Olimpiade Catur ke-45 mendatang, PB Percasi tak memberikan anggukan.
“Saya pernah memainkan ini, kalau ayamnya masih ayam jinak, itu bukan iseng. Ayam terkutuk itu paruhnya kecil, makanya ditajamkan paruhnya seperti itu agar menjadi besar. Kalau di dunia internasional masih menjadi kutukan. Di sini harimau mengeong, nah, untuk menjadi harimau, satu-satunya cara adalah mencintai dengan sepenuh jiwa dan raga,” kata Yut Adianto kepada wartawan, Jumat.
Utut juga mengatakan, pemain-pemain terbaik yang saat ini mengikuti pelatnas PB Percasi akan mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut 2024.
“Enggak ada target (di Olimpiade), pemain terbaik juga bakal main di PON. Sudah jelas dari kemarin saya bilang, kenapa PAC Ut tidak dilarang? Dari PON mereka dapat uang,” kata Ut Adianto. .
Pecatur Joseph Theolifus Taher mengaku, melalui JAPFA Chess Festival, persiapannya menghadapi PON 2024 Aceh-Sumut semakin matang. Di ajang PON, Yusuf ingin hasil yang lebih baik dibandingkan Festival Catur JAPFA.
“Saya cukup senang dengan apa yang saya raih di Jaffa kali ini, hanya untuk tujuan utama yaitu berangkat ke PON tentunya, karena PON merupakan ajang yang sangat besar yang diadakan setiap empat tahun sekali. Namun sejauh ini persiapannya masih sangat baik. bagi saya berharap PON juga bisa memberikan yang terbaik, kata Yusuf yang akan membela Kalimantan Tengah.
+ There are no comments
Add yours