PBB harapkan penyelesaian damai sengketa Kyrgyzstan dan Tajikistan

Estimated read time 2 min read

Moskow (Antara) – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyatakan harapannya agar negara-negara Asia Tengah seperti Kyrgyzstan dan Tajikistan dapat menyelesaikan sengketa perbatasan mereka secara damai.

Pada pertemuan dengan Presiden Kyrgyzstan Sadir Japarov pada Selasa (2 Juli) di Bishkek, Guterres memuji pengalaman positif Kyrgyzstan dalam menyelesaikan sengketa wilayah dengan negara tetangga dan merujuk pada keberhasilan demarkasi perbatasan dengan Uzbekistan tahun lalu.

“Saya yakin masalah perbatasan dengan Tajikistan akan diselesaikan secara diplomatis, damai, dan melalui negosiasi,” kata Guterres.

Guterres menekankan kompleksitas demarkasi perbatasan di Lembah Ferghana, di mana perbatasan saling terkait “seperti sebuah teka-teki.”

Perbatasan negara antara Kyrgyzstan dan Tajikistan membentang sekitar 980 kilometer. Negosiasi mengenai penetapan batas dan pemetaan telah berlangsung sejak Desember 2002.

Saat ini, lebih dari 90 persen garis perbatasan telah ditetapkan dan diakui bersama, sedangkan sisanya masih dianggap sengketa.

Permasalahan yang belum terselesaikan tersebut menimbulkan berbagai konflik antara warga dan personel militer kedua republik, termasuk insiden yang melibatkan senjata api.

Sejak tahun 2014, telah terjadi lebih dari sepuluh bentrokan serius di sepanjang perbatasan antara Kyrgyzstan dan Tajikistan.

Kyrgyzstan berbatasan dengan Cina, Kazakhstan, Uzbekistan, dan Tajikistan. Namun, hanya perbatasan dengan Tajikistan yang masih belum jelas dalam hal demarkasi dan demarkasi.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Kyrgyzstan Japarov Guterres menyerahkan sertifikat penamaan puncak gunung di wilayah Sari-Jaz dengan nama PBB.

Sumber: Anadolu

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours