PBD dan BI perkuat kolaborasi percepatan pertumbuhan ekonomi syariah

Estimated read time 3 min read

Kota Sorong (ANTARA) – Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya (Pemprov PBD) dan Bank Indonesia (BI) memperkuat kerja sama untuk mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah di daerah. Kepala Dinas Perekonomian dan Pengelolaan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Papua Barat Daya, Eksan Musa’ad, di Sorong, Minggu, menjelaskan bahwa ekonomi dan keuangan syariah merupakan alat yang ampuh untuk mendorong pembangunan yang inklusif, adil dan berkelanjutan di Papua Barat Daya. “Pada dasarnya dengan ekonomi dan keuangan syariah, kita perlu membangun kerja sama dengan berbagai kepentingan, termasuk pelaku usaha dan perbankan,” ujarnya. Sebab, kata dia, perbankan lebih berkaitan dengan keuangan syariah sehingga harus dibangun kerja sama agar pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di provinsi Papua Barat Daya tetap berjalan dengan baik dan juga berkelanjutan. “Untuk itu, menjadi tugas kita bersama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap ekonomi syariah agar dapat berpartisipasi dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di provinsi Papua Barat Daya,” ujarnya. Menurutnya, ketika pertumbuhan ekonomi dan pembiayaan syariah meningkat di Papua Barat Daya, tentu akan berdampak ganda pada berbagai hal, seperti optimalisasi pertumbuhan investasi yang berdampak pada peningkatan lapangan kerja, sehingga mampu menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan di masa depan. di provinsi ke-38 ini. Selain itu, peluang ini tentunya akan menyentuh perekonomian sektor usaha menengah. Sebab, potensi pertumbuhan ekonomi di provinsi ini cukup tinggi, termasuk keahlian di bidang kelautan, pertanian, dan pariwisata. Menurutnya, hal ini merupakan peluang yang baik dan strategis untuk mempererat kerja sama dengan berbagai sektor agar potensi unggulan yang ada dapat dioptimalkan dengan baik sehingga pertumbuhan ekonomi Papua Barat Daya dapat mengalami perubahan. “Sehingga kami berharap ekonomi dan keuangan syariah menjadi katalis bagi berkembangnya pertumbuhan ekonomi di Provinsi Papua Barat Daya,” ujarnya. Sementara itu, Wakil Kepala Perwakilan BI Papua Barat, Roni Cahyadi menjelaskan, perkembangan ekonomi syariah di Papua Barat Daya sudah mengalami pertumbuhan meski belum sebesar itu.

Ia mengatakan pada April 2024, kondisi perbankan syariah di Papua Barat Daya akan mengalami pertumbuhan aset dari tahun ke tahun sebesar 7,25 persen. Jadi angkanya masih single digit dan target kita seharusnya bank syariah kita bisa double digit, yakni dari Rp465 miliar pada April 2023 menjadi Rp499 miliar pada April 2024, ujarnya. Jumlah tersebut, kata dia, masih terbilang kecil dibandingkan total aset perbankan di Papua Barat Daya yang hanya 4,93 persen. Jadi pada dasarnya masih kecil, kita memang masih memerlukan kegiatan-kegiatan lain untuk mendukung pertumbuhan ekonomi syariah, ujarnya. Pertumbuhan aset ini didukung oleh peningkatan dana pihak ketiga yang tumbuh sebesar 4,69% year-on-year dan pembiayaan syariah yang tumbuh sebesar 13,23% year-on-year pada April 2024. Namun secara spesifik, pembiayaan syariah bergerak. , hanya sebesar 2,08 persen. penyaluran kredit secara keseluruhan di Provinsi Papua Daya. “Ini juga menjadi tugas besar, khususnya bagi Komite Ekonomi dan Keuangan Syariah Daerah (KDEKS) yang dibentuk untuk bekerja keras agar ekonomi dan keuangan syariah tumbuh dan berkembang,” ujarnya. Melihat ke depan kebijakan ekonomi keuangan syariah tentunya memerlukan strategi pengembangan tersendiri yang melihat beberapa data sebagai acuan lompatan dan batasan pembangunan ekonomi syariah, ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours