PBSI jelaskan kronologi meninggalnya pemain China Zhang Zhi Jie

Estimated read time 3 min read

JAKARTA (ANTARA) – Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mengklarifikasi momen meninggalnya pebulu tangkis Tiongkok Zhang Zhi Jie saat bermain di Kejuaraan Bulutangkis Asia Junior BNI 2024 yang digelar pada Minggu (30/06).

Dalam jumpa pers yang digelar di dekat Jakarta, Senin, Ketua Humas PBSI Broto Happy mengatakan Zhang Zhi Jie pingsan saat bertanding melawan pemain Jepang Kazuma Kawamo pada putaran pertama Grup D di GOR Amongrogo Yogyakarta.

“Zhang Zie Jie kalah dari Kazuma Kawamo asal Jepang pada laga final grup BNI Badminton Asia Junior Championships 2024 di GOR Amongrogo pada Minggu, 30 Juni,” kata Broto.

Kemudian, usai memanggil wasit, tim medis dan dokter kompetisi langsung masuk ke dalam lapangan.

“Ini aturan atau rule sesuai SOP dan pedoman setiap turnamen bulutangkis internasional yang diselenggarakan oleh BWF dan Badminton Asia,” kata Broto.

Tim medis tiba di lokasi kejadian dan sesuai prosedur melakukan tes diagnostik pertama dan memberikan pertolongan pertama.

Usai memberikan pertolongan pertama, dokter pertandingan memutuskan untuk segera membawa Zhang Zie Jie ke rumah sakit rujukan yaitu Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara (RSPAU) Dr. S. Hardjolukito yang berjarak 4,7 km hanya membutuhkan waktu 10 menit.

Dokter kemudian membutuhkan waktu satu menit 20 detik untuk tiba di lokasi kejadian sehingga memutuskan untuk segera membawanya ke rumah sakit dengan ambulans, kata Broto.

Mengangkat Dr.RSPAU. S. Hardjolukito, begitu pula Broto, sesuai instruksi Badminton Asia terkait jarak dan sumber daya yang tersedia.

“Korban dalam hal ini Zhang Zie Jie pingsan saat mengikuti turnamen bulu tangkis,” kata Broto.

Broto menjelaskan, setelah Refree mengizinkan tim medis masuk ke dalam arena, tim medis melakukan pemeriksaan pendahuluan sesuai prosedur.

Korban pingsan karena sesak nafas dan langsung dibawa ke RSPAU Dr. S.Harjolukito.

Setelah sampai di IGD RSPAU, Dr. Menurut S. Hardjolukito, Broto, pihak yang terluka diperiksa dan diketahui denyut nadinya tidak ada dan tidak bernapas sendiri, oleh karena itu dilakukan intervensi medis berupa pijat jantung bagian luar.

Prosedur pijat jantung bagian luar menggunakan alat bantu pernapasan berlangsung selama tiga jam. Korban tidak menunjukkan respons terhadap transfusi darah dan gejala kematian sekunder pun dimulai.

Tim medis melaporkan kematian tersebut kepada tim resmi dari China pada pukul 20.50 WIB, kata Broto.

Dalam situasi tersebut, kata Broto, pihak berwenang Tiongkok meminta agar korban dipindahkan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito untuk pemeliharaan lebih lanjut

Broto menjelaskan, korban tiba di IGD RSUP Dr. Sardjito tidak bernapas, tidak ada denyut nadinya, dan menunjukkan tanda-tanda kematian sekunder.

Di ruang gawat darurat dokter RSUP. Sardjito yang cedera telah menjalani resusitasi jantung paru selama satu setengah jam. Namun tidak ada reaksi dari lalu lintas jalan sehingga tidak dilakukan pengobatan.

Setelah memberi tahu pihak berwenang Tiongkok pada pukul 23.20 WIB, pijat jantung bagian luar dihentikan.

Dengan demikian, hasil pemeriksaan dan perawatan korban di RSPAU Dr. S. Hardjolukito dan RSUP Dr. Sardjito menunjukkan hasil yang sama, artinya korban langsung ditangkap, kata Broto.

Informasi lainnya: Saat ini, jenazah Zheng Zie Jie berada di rumah sakit medis. Sardjito sedang menunggu kedatangan orang tuanya dari Tiongkok.

Namun yang jelas kami akan bertanggung jawab penuh dan mengawasi proses pemulangan jenazah ke negara asal, kata Broto.

“Kami bersikeras memberikan waktu dan privasi untuk keluarga Zhang dan komunitas Tiongkok.”

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours