PBSI surati BWF soal prosedur pertolongan darurat atlet

Estimated read time 2 min read

Yogyakarta (ANTARA) – Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menyatakan akan menyurati Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk membantu atlet dalam keadaan darurat pasca kematian warga China. pebulu tangkis putra Zhang Jie saat bertanding di GOR Amongrogo Yogyakarta, Minggu.

Dalam jumpa pers di Kantor KONI DIY, Yogyakarta, Senin, Humas dan Media PBSI Broto Happy menyatakan, berdasarkan SOP yang berlaku saat ini, tim medis harus menunggu panggilan dari wasit (ketua wasit) untuk memberikan pertolongan kepada tim. atlet. .

“Memang harus lebih cepat. Kalau darurat mungkin aturan ini bisa diatasi karena demi kebaikan semua, keselamatan para atlet, dan juga kebaikan seluruh pemain yang berpartisipasi,” ujarnya. dikatakan.

Broto menjelaskan, pada kasus Zhi Jie, tim medis dan dokter turnamen hanya diperbolehkan masuk lapangan untuk memberikan pertolongan pertama kepada Zhi Jie setelah mendapat panggilan dari wasit.

Saat itulah Zhi Jie tiba-tiba pingsan saat bertanding melawan Kazuma Kawan dari Jepang pada laga final penyisihan grup BNI Badminton Asia Junior Championships 2024, Minggu malam (30 Juni).

“Ini merupakan regulasi atau aturan dalam SOP yang berlaku pada seluruh turnamen bulutangkis internasional BWF dan Badminton Asia,” ujarnya.

Usai pertolongan pertama, lanjut Broto, dokter turnamen memutuskan untuk segera membawa Zhi Jie ke rumah sakit rujukan yaitu RSPAU Dr. Dengan Hardjolukita, 4,7 km dari lokasi.

Oleh karena itu, kata dia, aturan tertulis dalam SOP yang menyebutkan tim medis tidak boleh masuk lapangan sebelum panggilan wasit perlu direvisi.

“PBSI akan menyerahkan hal ini ke BWF demi kesejahteraan dan keselamatan para atlet ke depannya,” kata Broto.

Sebelumnya, pebulu tangkis putra China Zhang Zhi Jie dikabarkan meninggal dunia setelah pingsan di lapangan saat bertanding di BNI Badminton Asia Junior Championships 2024 di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Minggu malam (30 Juni).

Berdasarkan kesimpulan pemeriksaan dan pengobatan korban baik di RSPAU Dr Hardjolukito maupun di RS Dr For Sardjito, hasilnya sama yaitu korban mengalami serangan jantung mendadak.

“Tentunya kami yang pertama menyampaikan belasungkawa yang sebesar-besarnya, baik dari panitia penyelenggara, dari PBSI, maupun dari manajemen Badminton Asia, atas meninggalnya pemain yang berpotensi menjadi pemain utama di masa depan,” kata juru bicara tersebut. dikatakan . dia berkata. .

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours