PDSI jaga keamanan siber dalam pelaksanaan kegiatan internasional

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Kepala Pusat Fasilitas Data dan Informasi (PDSI) Kementerian Komunikasi dan Informatika Irawati Tjipto Priyanti mengatakan, tugas PDSI antara lain menjamin keamanan siber dalam pelaksanaan kegiatan di kancah internasional. skala. Di dalam negeri.

Biasanya, setiap kali ada acara internasional, kami membuat pos tersendiri di mana seluruh pemangku kepentingan dapat berkoordinasi dengan kami untuk mengetahui apa saja kendala terkait keamanan siber, kata Irwati di Jakarta, Jumat. dikatakan.

Irvati mengatakan, misi utama PDSI adalah menjamin keamanan siber di media center yang kerap menjadi sasaran serangan siber.

Menurutnya, keamanan siber sangat penting di media center karena umumnya banyak jurnalis lokal dan internasional yang menggunakan fasilitas tersebut.

Ia mengatakan, seorang jurnalis pun yang perangkatnya terserang virus atau malware bisa menyebar dengan cepat dan berpotensi mengganggu jalannya acara.

PDSI bertujuan untuk memastikan server, jaringan, dan stasiun kerja yang digunakan jurnalis di pusat media aman dari serangan dunia maya.

“Biasanya panitia menyiapkan personal komputer atau laptop di media center, jumlahnya mungkin ratusan, dan setiap laptop atau PC dipasang petugas keamanan siber di sana. Jadi kita siapkan keamanan siber agar peserta dan peserta aman bagi jurnalis. akan datang,” jelasnya.

Suhartuno, Ketua Satgas Infrastruktur TI PDSI, mengatakan salah satu ancaman yang sering mereka hadapi saat beroperasi dalam skala internasional adalah upaya pencurian data identitas, termasuk data paspor dalam catatan perwakilan.

Oleh karena itu, PDSI berupaya memastikan data yang diunggah ke Internet terlindungi dengan baik.

Selain mencuri data, penyerang sering menggunakan metode serangan penolakan layanan terdistribusi (DDoS).

Serangan ini dirancang untuk membanjiri sistem dengan lalu lintas palsu, sehingga membahayakan akses pengguna yang sah ke situs.

Meski tidak berdampak langsung terhadap informasi atau transaksi elektronik, namun dampak serangan ini bisa cukup merugikan.

Penggunaan ransomware bisa menjadi ancaman serius jika penyerang berhasil membobol sistem.

Penyerang dapat menggunakan ransomware untuk mengenkripsi data dan kemudian meminta uang tebusan untuk mengembalikan data tersebut.

“Seandainya bisa, kalau mereka masuk, tentu sekarang mereka akan menggunakan ransomware untuk memeras uang dan sejenisnya,” kata Suhartono.

Suhartonu menyatakan PDSI menjaga keamanan siber sejak awal hingga akhir operasi internasionalnya guna menjaga nama baik Indonesia di mata dunia.

PDSI menjaga keamanan siber antara lain pada KTT G20 tahun 2022 di Bali, KTT ASEAN tahun 2023 di Jakarta, Forum Negara Kepulauan dan Pulau tahun 2023 di Bali, dan Forum Air Dunia tahun 2024 di Bali.

PDSI menggandeng Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Intelijen Strategis (BAIS), dan Polri dalam menjamin keamanan siber di ajang internasional.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours