Pejabat PBB ingatkan soal potensi eskalasi pengungsi di Tanduk Afrika

Estimated read time 2 min read

Juba (ANTARA) – Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) pada Kamis (20/6) memperingatkan bahwa konflik yang sedang berlangsung di Sudan dapat memperburuk krisis pengungsi di Tanduk Afrika atau Semenanjung Afrika Timur. Ke Arab.

Pertempuran antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan Pasukan Respon Cepat (RSF) mendorong pengungsi ke Kenya dan Uganda, kata Mamadou Dian Balde dari UNHCR, direktur regional untuk Afrika Timur dan Tanduk Afrika serta Danau Besar.

Sejumlah pengungsi melewati Sudan Selatan hingga Uganda, dan beberapa pengungsi bahkan telah mencapai Eropa, kata Balde dalam wawancara baru-baru ini dengan Xinhua.

Dia menyerukan diakhirinya konflik berkepanjangan di Sudan dan pemulihan stabilitas di kawasan, yang telah menyebabkan hampir 10 juta orang mengungsi.

Selain itu, sekitar dua juta warga Sudan tinggal di negara-negara tetangga seperti Sudan Selatan, Chad, Mesir, Ethiopia, Republik Afrika Tengah, Libya dan Uganda, kata pejabat PBB.

“700.000 orang datang ke Sudan Selatan, 550.000 di antaranya berasal dari Sudan Selatan, mereka tinggal di Sudan, sekitar 150.000 orang Sudan. Banyak pengungsi yang datang ke sini,” kata Balde.

Dia menambahkan bahwa selama kunjungan dua harinya ke Pusat Transit Balde Rank dan kamp pengungsi Sudan Selatan di Negara Bagian Upper Nile, dia bertemu dengan pengungsi yang baru tiba dan warga Sudan Selatan yang kembali ke rumah.

Menurut Balde, kembalinya pengungsi ke Sudan Selatan memerlukan dukungan yang signifikan untuk meningkatkan akses terhadap fasilitas dasar seperti layanan kesehatan, pendidikan dan air, serta untuk mengintegrasikan kembali mereka ke dalam masyarakat.

Ia mengatakan jika konflik terus berlanjut, banyak anak yang akan menjadi pengungsi dan pindah ke negara tetangga. Menurutnya, Sekjen PBB menuntut gencatan senjata antara pihak-pihak yang terlibat konflik Sudan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours