Pelabuhan Masalembu dan Karamian miliki rute pelayaran strategis

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Pelabuhan Masalembu dan Pelabuhan Karamian terletak di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur dan memiliki jalur pelayaran yang strategis karena menghubungkan titik penyeberangan penumpang Jawa-Madura dan Kalimantan, sehingga menunjang perekonomian masyarakat.

Transportasi laut menjadi bagian penting dalam kelancaran perekonomian masyarakat, baik di wilayah tersebut maupun di Pulau Jawa, kata Kepala Zona Navigasi Kelas A Tanjung Perak, Agustono, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Saat peluncuran FGD konfirmasi jalur Pelabuhan Masalumbu dan Pelabuhan Karamian di Kabupaten Sido Azo Sumenepe, Agustono mengatakan dengan konfirmasi jalur kedua pelabuhan tersebut, ia berharap dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.

Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk memastikan jaringan pipa transportasi yang memadai, aman dan efisien, kata Agustono.

Perairan berperan penting dalam keselamatan pelayaran dan mencegah kecelakaan.

Tujuan dari fairway adalah untuk memberikan jalur bagi kapal yang sedang berlayar di perairan, menandai bahaya navigasi, dan mengidentifikasi area berlabuh kapal untuk menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran.

Pelabuhan Masalumbu dan Pelabuhan Karamian secara geografis terletak di Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur. Secara hierarki, pelabuhan ini berdasarkan KP 432 tahun 2017 dan berstatus pelabuhan pengumpan regional.

“Dari sisi perkembangan perekonomian daerah, Pelabuhan Masalumbu dan Pelabuhan Kalamian merupakan pelabuhan utama yang menunjang angkutan kargo laut dan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan perekonomian daerah.”

Berdasarkan temuan, kedalaman di depan dermaga Pelabuhan Masalumbu berada antara 2,8 dan 5,2 menit air rendah (mlws).

Sementara itu, kedalaman Pelabuhan Karamian bervariasi, dengan kedalaman di depan dermaga berkisar antara 4,7 hingga 14,6 mvos, dan kedalaman saluran berkisar antara 16,8 hingga 27,5 mvos. Jenis material dasar laut adalah pasir dan lumpur.

“Jalur pelayaran harus mempunyai batas yang jelas berdasarkan koordinat geografis dan dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran,” jelasnya.

Agustono juga mengingatkan agar rute pelayaran dicantumkan dalam peta laut dan panduan pelayaran, serta dipublikasikan melalui pemberitahuan pelayaran dan berita bagi pelaut Indonesia.

Kepala Bidang Pelayanan dan Telekomunikasi (Telkompel), Kapten Heru Maryanto mengatakan, pada tahun 2024 akan selesai delapan rute diantaranya Jalur Surabaya Barat (APBS), Jalur Surabaya Timur (APTS), Alur Pelabuhan Kalianget, Alur Pelabuhan Probolinggo, Panarukan Alur Pelabuhan, Alur Pelabuhan Tanjung Wangi, Alur Pelabuhan Tanjung Pakis dan Alur Pelabuhan Tadan.

Sementara itu, di wilayah kerja Daerah Navigasi Kelas I Tipe A Tanjung Perak, masih ditetapkan empat saluran masuk antara lain Alur Pelabuhan Bawean, Alur Pelabuhan Branta, Alur Pelabuhan Kalbut, dan Alur Boom.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours