Pelajar Perlu Diedukasi Terapkan Etika dan Menghargai Keberagaman di Era Digital

Estimated read time 2 min read

FULL RIVER – Era digital meningkatkan interaksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang dan budaya melalui media sosial. Menjaga keberagaman, toleransi dan menghargai perbedaan penting dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang damai.

Kepala Bidang Kurikulum Dinas Pendidikan Kota Sungai Banyak Mira Satriani mengatakan saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital segmen pendidikan yang diadakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Dinas Pendidikan Provinsi Jambi . . Kantor, di Kota Sungai Banyak, Jumat (4/10/2024).

Dalam diskusi daring bertajuk “Keberagaman dan Radikalisme di Era Digital,” Mira mengatakan, era digital seharusnya melihat keberagaman sebagai kekayaan. Sementara radikalisme merupakan tantangan yang harus dihadapi bersama di era digital ini.

Keberagaman adalah kekayaan, lanjut Mira, termasuk keberagaman budaya, agama, suku, dan bahasa sebagai aset yang memperkaya masyarakat. “Menghargai dan memahami perbedaan tersebut penting untuk menumbuhkan lingkungan yang harmonis dan damai,” jelasnya.

“Radikalisme menjadi tantangan karena radikalisme merupakan sikap ekstrem yang dapat memecah belah masyarakat. Penyebaran ideologi ekstrem melalui media sosial merupakan tantangan serius, terutama bagi remaja yang lebih rentan,” kata Mira.

Mira menambahkan, media sosial kini banyak digunakan untuk kampanye dan penyebaran ideologi intoleran (radikal). Sasarannya adalah generasi muda karena mereka dianggap rentan dan mudah terpengaruh.

“Pendidikan karakter dapat mencegah radikalisme. Selain itu, sikap toleransi, empati dan kerjasama, pendidikan digital dan pendidikan keselamatan dan etika online harus diajarkan,” pungkas Mira Striani di hadapan para pelajar yang mengikuti diskusi dan menggelar pesta sidak. . (nobar) .sekolahnya sendiri.

Sekretaris Utama Yayasan Pendidikan Ulama Meithiana Indrasari menambahkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dapat menjadi benteng penyebaran radikalisme melalui media digital. Dengan mewujudkan nilai-nilai Pancasila, maka keberagaman akan terus terpelihara.

Menjadikan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan keterampilan digital, serta mewujudkan nilai-nilai tersebut sebagai pedoman karakter dalam beraktivitas di ruang digital, kata Meithiana Indrasari.

Sementara itu, dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Eko Pamuji meminta pengguna digital menerapkan etika dan menghargai keberagaman. Dunia digital menyatukan berbagai budaya, agama, dan ideologi.

“Literasi digital membantu individu memahami perbedaannya tanpa terjebak pada stereotip atau prasangka. Misinformasi mengenai kelompok minoritas dapat menimbulkan konflik di media sosial,” jelas Eko Pamuji.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours