Pelatih Fiorentina sebut kekalahan di UECL tahun ini lebih menyakitkan

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Pelatih Fiorentina Vincenco Italiano mengakui final Liga Champions UEFA (UECL) melawan Olympiakos di OPAP Arena Athena, Yunani, Kamis WIB, lebih menyakitkan dibandingkan kekalahan 1-2 tahun lalu dari Barat. Ham United di Eden Arena, Praha, Republik Ceko.

“Kali ini kami benar-benar percaya. Sakit,” kata Italiano, dilansir Sky Sports Italia, Kamis.

Menjelang final musim ini, Fiorentina menggunakan pengalaman musim lalu, ketika mereka kalah di final UECL dan final Coppa Italia melawan Inter, untuk mendapatkan penebusan di Athena.

Namun Fiorentina kembali memastikan keterpurukannya ketika pencetak gol terbanyak Ayoub El Kaabi mencetak satu-satunya gol Olympiakos pada menit ke-116.

“Ini mengecewakan untuk kedua kalinya. Kami berjuang, kami banyak berkeringat, kami menciptakan peluang melawan tim yang tidak memungkinkan kami memainkan sepakbola yang bagus,” ujarnya.

Pelatih berusia 46 tahun itu mengatakan final UECL “tidak berjalan sesuai keinginan” seraya menyebut Fiorentina menciptakan beberapa peluang berbahaya dengan total 17 tembakan, empat di antaranya tepat sasaran.

“Banyak hal yang salah bagi kami di final, itu tidak berjalan sesuai keinginan kami,” katanya.

“Saya rasa kami tidak pantas kalah di pertandingan yang bisa saja adu penalti ini. Ini merupakan kekecewaan besar bagi saya karena di pertandingan ketiga kami bermain dengan cara yang benar tetapi kami tidak memiliki usia, kecerdasan, dan poin khusus untuk itu. memenangkan satu pertandingan,” tambahnya.

“Saya minta maaf kepada teman-teman, tapi itulah sepak bola. Kami harus menerima kekalahan ini,” lanjutnya.

Apalagi, Italiano kembali mengatakan bahwa dua kekalahan di final UECL dalam dua edisi terakhir sangat menyakitkan, apalagi melihat para pemainnya menangis, meski di saat yang sama ia mengatakan bahwa itu adalah “sesuatu yang baik”.

“Kekalahan itu menyakitkan, dua tahun berturut-turut itu bagus, tapi tentu saja Anda harus mengangkat trofi dan kami tidak melakukannya. Ini juga merupakan bagian dari proses. “Perjalanannya terasa menyedihkan ketika Anda harus menyaksikan orang lain mengangkat trofi,” ujarnya.

“Sungguh menyakitkan melihat para pemain menangis. Kami benar-benar yakin bahwa kali ini kami bisa mendapatkan kesimpulan yang berbeda untuk kampanye ini,” tambahnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours