Pembalap ITdBI 2024 hadapi tanjakan ekstrem di etape terakhir

Estimated read time 3 min read

Banyuwangi (ANTARA) – Etape keempat atau etape terakhir balap sepeda Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2024 yang diikuti 20 tim pembalap dari berbagai negara akan menempuh jalur terberat selama balapan dan para pebalap harus hadir untuk mendapatkan hasil terbaik. yang terbesar. pendakian sebelum garis finis di Paltuding Gunung Ijen, Kamis.

Saat ini menjadi bukti bagi para pengendara pendakian “neraka” (raja gunung/KoM) yang merupakan pendakian tersulit di Asia, yakni Gunung Ijen.

Pada tahap akhir, jarak lintasan yang akan ditempuh adalah 167,8 kilometer, dimulai dari pantai Marina Boom dan berakhir di Paltuding, Gunung Ijen.

“Jalur etape akhir ini bercirikan tanjakan naik turun. Area datarnya cukup minim dibandingkan etape sebelumnya,” ujar Ketua Panitia Bersepeda ITdBI 2024 Guntur Priambodo.

Peserta melewati lintasan mendatar pada kilometer pertama setelah start dan akan diuji dengan pendakian pertama pada kilometer 13 Pesucen.

Kemudian pebalap kembali melintasi lintasan datar dengan tiga titik sprint yakni di kilometer 61,4 RTH Maron Genteng, kilometer 87,5 Jajag, dan kilometer 128,1 Pakis.

Kemudian pengendara harus mulai mempersiapkan tanjakan karena masih ada dua titik tanjakan besar menuju finis.

Pendakian kedua di kilometer 144,9 Kalibendo, sedangkan pendakian terakhir di kilometer 162 Gunung Rante.

Pendakian terakhir merupakan pendakian yang sangat besar dan dikenal dengan sebutan pendakian “neraka” para rocker.

Pendakian ini menjelang akhir kategori kuda (HC) dan pendakian ini merupakan pendakian tersulit di Asia dalam event balap sepeda dunia dengan kondisi lintasan terjal.

“Tahap ini menjadi bukti bahwa para pebalap adalah rajanya pendakian karena jalurnya bercirikan pendaki yang cukup berat,” kata Guntur.

Pada Kejuaraan Bersepeda Dunia ITdBI 2024 etape ketiga Rabu (24/7), pebalap Oskar Nisu dari Tim Podium Ferei Quick-Panda Mongolia menjadi yang tercepat.

Oskar Nisu yang merupakan pelari asal Estonia menjadi yang tercepat dari 88 pelari lainnya dengan menempuh jarak 175,3 kilometer mulai dari Doesoen Kakao, Distrik Glemore hingga garis finis di Kantor Pemkab Banyuwangi, ditempuh dalam waktu 3 jam 48 menit 54 detik.

Disusul runner-up Muh Imam Arifin dari Tim Bersepeda Nusantara Indonesia dan peringkat ketiga pembalap Indonesia Jamalidin Novardianto dari Tim Bersepeda DR J.

Pesaing Ferei Quick-Panda Podium Team Martin Laas dari Mongolia memenangi etape kedua pada Selasa (23/7).

Para peserta menempuh jalur yang relatif datar dan sekali pendakian (raja gunung/Kom) sepanjang 153 kilometer, dimulai dari Pantai Pancur, Taman Nasional Alas Purwo, Kecamatan Tegallimo, dan berakhir di Kantor Kabupaten Banyuwangi.

Pembalap asal Estonia itu menjadi yang tercepat dalam waktu 3 jam 20 menit 46 detik (3:20:46) setelah mengungguli pebalap Malaysia Pro Cycling M Izzat Abdul Halil di posisi kedua, disusul Tery Yudha Kusuma dari Kelapa. Bikers Gading (Indonesia).

Sedangkan pada etape pertama, Senin (22/7), Ryan Cavanagh dari Kinan Racing Team Jepang menjadi yang tercepat pada balap sepeda ITdBI 2024.

Pada etape pertama dari SMKN 2 Tegalsari dan berakhir di Pemkab Banyuwangi dengan jarak 136,2 kilometer, dan Ryan Cavanagh yang merupakan pebalap asal Australia menjadi yang tercepat mencapai finish dengan waktu 2 jam. 45 menit 12 detik (02:45 :12).

Ryan Cavanagh menjadi yang tercepat saat ia mengklaim Ijen Sulphur Jersey (Yellow Jersey) sebagai pemimpin balapan, setelah memenangkan sprint dengan Boris Clark dari Tim Bersepeda Kontinental St George Australia, yang menempati posisi kedua.

Razor Boris Clark berada di urutan kedua dengan catatan waktu 2 jam 45 menit 19 detik (2:45:19) atau hanya tertinggal tujuh detik.

Disusul finisher ketiga Muh Imam Arifin dari Grup Bersepeda Nusantara Indonesia dengan catatan waktu 2 jam 45 menit 24 detik (2:45:24).

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours