Pembangunan Jembatan Nogososro Jadi Solusi Banjir di Wilayah Tlogosari dan Muktiharjo

Estimated read time 4 min read

Kota Semarang – Pembangunan Jembatan Nogosoro yang merupakan jembatan penghubung kawasan Tlogosari Kulon dan Muktiharjo Kidul Kota Semarang akan dimulai pekan depan.

Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang berencana membangun Jembatan Nogosoro secara permanen dengan anggaran Rp3,9 miliar.

Situasi saat ini, salah satu sisi jembatan ditinggikan sementara menggunakan anggaran BTT (belanja tak terduga) karena saat itu sedang terjadi banjir.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang Suwarto mengatakan, pemenang lelang pembangunan Jembatan Nogosoro sudah ditemukan. Jembatan permanen akan dibangun dalam waktu dekat.

“Kami minta kepada petugas perikatan atau PPCOM untuk segera menyelesaikan pembangunan jembatan Ngosoro. Mungkin minggu depan jembatan lama akan dibongkar dulu. Setelah itu akan dibangun jembatan baru. Ini akan menjadi rangkaian” Sosialisasi rencana pembangunan jembatan Ngosoro di Aula RW XIV, Tlogosaari Kulon, Kamis (20/6/2024).

Varto mengatakan, untuk mempercepat pembangunan, sisi kanan dan kiri jembatan akan dibongkar total. Rencana pembongkaran jembatan ini pun sudah disosialisasikan.

Diharapkan masyarakat dapat menghindari jalan ini selama konstruksi agar tidak terjebak kemacetan. Tujuan partai adalah menyelesaikan pembangunan jembatan permanen dalam waktu tiga bulan.

“Batas waktu tiga bulan sudah terpenuhi. Jembatan permanen itu dengan konstruksi Pedislab. Kita naikkan sesuai jembatan darurat yang ada saat ini. Terlalu tinggi kalau pakai glider. Kita pakai konstruksi Pedislab. Jadi tidak terlalu kecil.” dia menjelaskan.

Menurut Varto, asalkan dipisahkan di satu sisi, aliran air akan cukup lancar. Mereka berharap dengan dibangunnya jembatan permanen mampu mengatasi romantisme di bawah Jembatan Ngosoro. Rencananya, pihaknya juga akan memasang kasa atau penyaring sampah di depan jembatan agar tidak terjadi kemacetan di jembatan.

“Setelah ini, kami akan berkoordinasi dengan pihak setempat untuk membantu membuang sampah-sampah yang sering menempel di sana. Kami juga akan mengerahkan petugas,” ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Semarang Hewerita Gunryanti Rahayu mengaku banyak menerima keluhan masyarakat terkait kapan pembangunan jembatan tersebut akan direalisasikan.

Ia juga mencontohkan, pembangunan jembatan darurat tersebut menggunakan anggaran belanja tak terduga (BTT), mengingat saat itu sedang terjadi banjir.

Selanjutnya, Pemkot Semarang telah menganggarkan pembangunan jembatan permanen pada APBD 2024.

Pihaknya tidak bisa menganggarkan APBD Perubahan tahun lalu melalui swakelola, mengingat saat dihitung rencana anggaran belanja (RAB) mencapai Rp3 miliar.

“Kalau dikelola sendiri sesuai peraturan wali kota paling banyak Rp 1 miliar. Padahal, setelah dihitung RAB jembatannya mencapai Rp 3 miliar. Makanya harus dilakukan lelang,” kata MBik Ita. nama keluarga walikota semarang.

Sementara itu, Mbak Ita mengatakan, proses lelang memakan waktu lama, mulai dari penentuan pemenang lelang, masa keberatan hingga kontrak. Saat ini sudah ada pemenang lelang dan pembangunan akan segera dimulai.

“Mungkin kemarin kurang publisitas, ini masih proses. Jadi, saya serahkan ke teman-teman Dinas Pekerjaan Umum untuk sosialisasi agar masyarakat paham, jembatan ini tidak lambat tapi sejalan. prosedurnya,” jelasnya.

Di sisi lain, Ketua LPMK Tlogosari Kulon Adi Pratondo juga mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Semarang yang telah menerima aspirasi warga. Aspirasi ini diusulkan mulai tahun 2021. Namun saat itu sedang terjadi pandemi COVID-19 sehingga baru bisa dianggarkan pada tahun 2024.

“Kami berharap kelebihan air bisa dikendalikan dengan meninggikan jembatan. Kalau jembatannya tinggi dan ada tanggul, air tidak masuk (desa),” ujarnya.

Saat ini air sering mengalir hingga ketinggian 40 – 50 sentimeter, kata Adi. Di kawasan Tlogosaari, rumah warga mungkin masih terendam air hingga dua hari karena buruknya drainase. Pembangunan Jembatan Ngosoro diharapkan dapat mengatasi permasalahan banjir di kawasan tersebut.

“Kalau banjir semua terdampak. Ekonomi terdampak, pekerjaan terdampak, anak sekolah juga terdampak,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua LPMK Muktiharjo Kidul Muslim mengatakan, jumlah kendaraan di jalan tersebut sangat padat, terutama pada pagi dan sore hari. Karenanya mereka berharap pembangunannya tidak memakan banyak waktu.

Muslim mengatakan, “Saya diberitahu lima bulan. Saya perkirakan tiga bulan. Jangan terlalu lama karena banyak warga dan pengguna jalan kita yang melewati Jalan Ngososero.”

Karena pembongkaran akan dilakukan serentak di sisi kanan dan kiri, pihaknya akan bekerja sama dengan Polrestab dan Dinas Perhubungan (Dishub) untuk mencari jalur alternatif selama pembangunan.

Insya Allah kami akan mencari jalur dan jalan alternatif yang menghubungkan kawasan itu dengan Bangtayu dan lainnya, kata Muslim.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Semarang yang menerima aspirasi warga untuk meninggikan Jembatan Nogosoro. Hingga saat ini, jembatan tersebut masih sering menimbulkan banjir di kawasan Muktiharjo Kidul dan sekitarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours