Pembayaran Digital Bikin Konsumen Lebih Boros?

Estimated read time 2 min read

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di era digital, transaksi tunai perlahan mulai ditinggalkan. Banyak konsumen kini beralih ke pembayaran non-tunai dengan menggunakan e-wallet, QRIS, kartu debit atau kredit.

Sebuah studi terbaru menemukan bahwa konsumen lebih boros saat menggunakan metode pembayaran digital dibandingkan uang tunai. Hasilnya, yang diterbitkan dalam Journal of Sales, memberikan informasi manajemen keuangan penting bagi pengecer, pembuat kebijakan, dan konsumen.

“Dalam penelitian ini, kami menemukan bahwa peralihan ke pembayaran digital dan tidak menggunakan uang tunai menyebabkan konsumen menghabiskan lebih banyak uang,” kata Lachlan Schomburg, peneliti dan mahasiswa PhD di University of Adelaide, seperti dilansir Study Finds (Kamis (13/6 )/2024).

Untuk menguji hubungan kompleks antara metode pembayaran dan perilaku belanja, tim peneliti melakukan meta-analisis ekstensif, menggabungkan data dari 71 penelitian selama lebih dari empat dekade. Dengan mensintesis data dari lebih dari 11.000 peserta dan 338.000 transaksi di 17 negara, para peneliti mampu mengidentifikasi pola yang jelas dan faktor-faktor yang memoderasi efek non-tunai.

Meta-analisis ini mengamati tiga ukuran utama pengeluaran: jumlah total, jumlah barang yang dibeli, dan kesediaan konsumen untuk membayar. Para peneliti kemudian meneliti bagaimana berbagai faktor, seperti karakteristik metode pembayaran non-tunai (misalnya kartu kredit vs. pembayaran seluler), dan jenis pembelian (misalnya inflasi) mempengaruhi besarnya dampak non-tunai.

Hasilnya, meta-analisis menunjukkan efek non-tunai yang kecil namun tidak signifikan, membenarkan bahwa konsumen sebenarnya menghabiskan lebih banyak uang menggunakan metode pembayaran digital dibandingkan uang tunai. Namun, besarnya dampak ini sangat bervariasi tergantung pada beberapa faktor utama.

Yang mengejutkan, penelitian ini tidak menemukan bukti bahwa fitur spesifik metode pembayaran non-tunai, seperti kemampuan untuk menunda pembayaran (misalnya kartu kredit) atau transparansi proses pembayaran, secara signifikan mempengaruhi biaya. Sebaliknya, jenis pembelian memainkan peranan yang sangat penting. Misalnya, dampak non-moneter dirasakan ketika kebanyakan orang membeli produk yang digunakan untuk menunjukkan kekayaan atau status.

Saya pikir penelitian ini penting karena menunjukkan aspek yang diabaikan dalam transisi ini: bagaimana metode pembayaran mempengaruhi perilaku pembelian kita. Pemahaman ini dapat membantu kita membuat keputusan pembelian yang lebih baik,” kata Schomburgk.

 

 

 

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours