Pembiayaan IKN dari APBN Tersisa Rp10 Triliun, Investor Asing Belum Juga Masuk

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Pemerintah memperkirakan total kebutuhan investasi untuk pengembangan Ibu Kota Negara (IKN) mencapai Rp466 triliun. Namun jumlah tersebut tidak seluruhnya ditanggung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), tetapi juga mencakup sebagian investasi perusahaan swasta, perusahaan publik, dan proyek KPBU (Kemitraan Perusahaan Publik).

Dana APBN ditargetkan hanya 20 persen dari total belanja Rp466 triliun atau Rp93 triliun yang dialokasikan untuk membiayai infrastruktur dasar. Termasuk pembangunan jalan, gedung perkantoran pemerintah, dan rumah pegawai negeri sipil, namun sisanya bergantung pada dana investor.

Jika dihitung, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah memberikan 106 paket pekerjaan. Lelang proyek ini terbagi dalam 3 termin, informasi batch 1, Kementerian PUPR menjual 40 paket pekerjaan dengan total Rp 25.

Nantinya pada lelang proyek Batch 2, 31 paket pekerjaan mendapat anggaran Rp 27,68 triliun. Gelombang ketiga juga disetujui sebanyak 35 paket pekerjaan dengan anggaran Rp30,79 triliun. Jadi total ketiga paket ini Rp 83,42 triliun.

20% dari APBN dibandingkan perkiraan biaya yang dibutuhkan sebesar 93,2 triliun untuk membangun IKN. Jadi pagu pembayaran APBN untuk proyek IKN hanya tersisa Rp10 triliun.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Suharso Monorfa mengaku hingga saat ini belum ada rencana menaikkan pagu keuangan dari APBN ke IKN. Sebab, anggaran APBN hanya digunakan untuk membangun infrastruktur dasar, sedangkan sebagian lainnya mengandalkan pendanaan dari mitra usaha atau KPBU.

“Saat ini belum ada (rencana penambahan porsi APBN sebesar 20% ke IKN), jadi masih berjalan, tapi kita berharap akan ada pengusaha dalam negeri karena kedepannya akan lebih banyak peluang investasi dari non pemerintah. ,” kata Suharso saat ditemui Kementerian PANRB, Selasa (30/7/2024).

Untuk lebih diketahui, terdapat sekitar 9 Wilayah Perencanaan (WP) Wilayah Pengembangan IKN seluas 256.142 hektar yang diperkirakan berpenduduk total 200 juta jiwa.

Pusat tersebut meliputi KIPP, pusat keuangan, pelayanan kesehatan, pariwisata dan rekreasi, pendidikan, pelayanan teknis dan penelitian, pusat industri pertanian dan transportasi, pusat pertanian, dan pusat pengembangan teknologi tinggi. Sembilan WP dibangun dalam 5 tahap. Saat ini sedang dikerjakan tahap pertama yang akan dimulai pada tahun 2022 hingga 2024 yaitu. bagian pertama dari proses.

Saat ini banyak pembangunan infrastruktur yang dilakukan di KIPP, mulai dari pembangunan gedung perkantoran, pusat transportasi, bangunan dan infrastruktur perumahan dan perkotaan, kata Suharso.

“Juga pada tahun ini (menggunakan APBN) sudah dibuat beberapa bangunan pertama. Selanjutnya di bidang lain diperbaiki agar lebih menarik investor,” pungkas Suharso.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours