Pemda se-Jabar Diminta Waspadai Potensi Bencana Hidrometeorologi di Pilkada 2024

Estimated read time 2 min read

BANDUNG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat mengimbau Pemerintah Daerah (Pemuda) memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi ancaman bencana hidroklimatik saat Pilkada 2024 dan musim hujan.

Tolong. Ang Helmadianna Adnan, Kepala BPBD Jabar, mengatakan hujan dan bencana perlu dicegah agar tidak mengganggu pemungutan dan penghitungan suara. Terkait permasalahan tersebut, pihaknya berencana mengambil tindakan dan memberikan instruksi kepada BPBD kabupaten dan kota di Jabar.

BPBD Jabar akan segera menggelar rapat tanggap bencana hidroklimatik untuk mendukung pelaksanaan Pilkada Serentak 2024, kata Bandung Ang (9 November 2024).

Pak Ang mengatakan, selain rapat persiapan, partainya akan mengadakan rapat koordinasi dan menyusun rencana aksi bantuan bencana selama masa pemilu.

Ia mengatakan, dirinya “menjelaskan upaya pemerintah daerah untuk mencegah potensi ancaman bencana hidroklimatik pada pemilukada.”

Pihaknya mendukung dikeluarkannya perintah gubernur agar seluruh Provinsi Jawa Barat bersiap menghadapi bencana hidroklimatik dan mendirikan posko di tingkat kabupaten dan kota jika diperlukan.

Sebelumnya, Pemprov Jabar menerbitkan 8386/PEM.05/BPBD tentang Penanggulangan Bencana pada Pilkada 2024 pada 21 Agustus 2024 yang disapa Sekretaris Daerah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat selaku Kepala BPBD. .

Bapak Ang juga meminta pemerintah daerah untuk mengadakan konferensi kesiapsiagaan bencana hidroklimatik dan rapat koordinasi serta mengembangkan rencana aksi untuk mendukung pelaksanaan pemilu daerah pada tahun 2024.

“Kami mendorong kabupaten dan kota untuk menggunakan rencana darurat yang ada untuk menentukan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya dalam komunitas mereka dan untuk memastikan kesiapan untuk melakukan mobilisasi jika diperlukan.”

Anne berharap Pilkada 2024 bisa terselenggara dengan lancar dan tanpa kendala. “Kegiatan persiapan ini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan bencana yang mungkin terjadi pada musim hujan dan untuk menyelenggarakan pemilu sesuai jadwal,” ujarnya.

Berdasarkan data awal yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Meteorologi, dan Geofisika (BMKG), masa peralihan musim kemarau ke musim hujan akan dimulai pada September 2024 di Jawa Barat.

Gejala umum pada masa ini antara lain perubahan suhu yang tidak stabil, hujan lebat yang tiba-tiba, angin kencang, angin topan, petir, badai petir, kelembapan tinggi, cuaca tidak stabil, dan risiko penyakit.

Dalam beberapa bulan mendatang, hujan diperkirakan akan semakin deras dan merata di seluruh Jawa Barat sehingga mengancam wilayah rawan bencana.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours