Pemerintah bersama IIX dan Ford Foundation perkenalkan Obligasi Oranye

Estimated read time 3 min read

JAKARTA (ANTARA) – Pemerintah melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Keuangan bekerja sama dengan Impact Investment Exchange (IIX) dan Ford Foundation meluncurkan Orange Bonds di Indonesia untuk mendukung misi Gerakan Oranye. ke pasar keuangan untuk menciptakan hal yang mendukung sistem kesetaraan gender.

Tujuan dari Orange Bond adalah untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip keuangan berkelanjutan ke dalam pasar modal sesuai dengan agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG), khususnya Tujuan 5 (kesetaraan gender), guna mengatasi kesenjangan gender dan dampak perubahan iklim. .” Bapena, Rabu, kata Yanuar Nugroho, koordinator Kelompok Pakar Sekretariat Nasional Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Sri Lanka, pada pertemuan “Roundtable dan Pengenalan Obligasi Oranye” yang diadakan di Hotel Bidakara, Jakarta.

Sebagai salah satu pendiri Gerakan Oranye, IIX menempatkan kesetaraan gender dan aksi iklim di garis depan keuangan berkelanjutan.

Melalui Orange Bonds, sebuah kelas aset melalui sektor ini, Gerakan Oranye bertujuan untuk mengumpulkan $10 miliar pada tahun 2030 untuk memberdayakan 100 juta perempuan, anak perempuan, dan minoritas gender di seluruh dunia.

Selain IIX, inisiatif kampanye ini dipimpin oleh Australia and New Zealand Banking Group, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia, dan Kota Nouwen di Amerika Serikat. Perusahaan Pembiayaan Pembangunan Internasional dan water.org.

Semua pihak berupaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan terkait kesetaraan gender, transisi iklim, dan kesejahteraan ekonomi melalui pengenalan obligasi Oranye di negara ini, dengan tujuan memobilisasi modal Oranye sebesar US$1 miliar di Indonesia pada tahun 2025.

Dukungan terhadap pembiayaan obligasi tematik pada ekosistem usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) masih terbatas, menurut studi kelayakan pengenalan obligasi oranye di Indonesia.

Oleh karena itu, peluncuran Orange Bond difokuskan untuk mendukung komunitas dan UMKM yang berfokus pada perempuan dan menjembatani kesenjangan pendanaan.

Ekosistem UMKM menyumbang 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menciptakan 97% lapangan kerja serta dianggap penting bagi pembangunan inklusif di Indonesia karena akan mendorong penghidupan perempuan dan masyarakat.

Selain itu, pascapandemi, kesenjangan pembiayaan Indonesia untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan akan mencapai Rp 2,4 miliar pada tahun 2030. Oleh karena itu, upaya pemerintah saja tidak cukup, dan berbagai instrumen pembiayaan inovatif harus disediakan oleh sektor swasta.

Yanuar menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan organisasi masyarakat sipil untuk memastikan implementasi Orange Bonds diterapkan secara efektif di pasar keuangan.

Dengan cara ini diharapkan dapat berperan penting dalam menutup kesenjangan pendanaan dengan menyediakan pendanaan untuk proyek-proyek yang berfokus pada keberlanjutan dan kesetaraan gender.

Artinya, tujuan instrumen tersebut tidak hanya memberikan manfaat lingkungan, namun juga memperkuat peran perempuan dalam perekonomian, meningkatkan akses mereka terhadap peluang finansial, dan meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim.

“Obligasi oranye tidak hanya memberikan solusi pembiayaan yang inovatif, tetapi juga mendorong inklusi sosial ekonomi dengan memberikan peluang keuangan yang lebih besar kepada perempuan dan kelompok marginal,” ujarnya.

Hal ini penting karena kesenjangan gender di pasar keuangan Indonesia menghambat akses perempuan terhadap peluang keuangan dan ekonomi.

Terlebih lagi, perempuan cenderung paling terkena dampak (akibat perubahan iklim).

Yannour mengusulkan pada acara tersebut agar obligasi oranye diterapkan pada obligasi non-negara sehingga sektor swasta dapat berperan lebih besar dalam pembiayaan.

Melalui kemitraan dengan sektor swasta, kami memperluas jangkauan dan dampak Orange Bonds untuk memastikan lebih banyak sumber daya tersedia untuk proyek-proyek yang mendorong pembangunan berkelanjutan dan kesetaraan gender.

“Saya pikir hal ini akan membantu menutup kesenjangan pendanaan sampai batas tertentu dan mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Kami berharap sektor swasta akan lebih berperan sebagai ujung tombak inisiatif Orange Bond,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours