Pemerintah Rancang Peringatan Dini Banjir Bandang Berbasis Komunitas

Estimated read time 2 min read

Republik Jakarta — Banyak instansi pemerintah yang bekerja sama mengembangkan sistem peringatan dini bencana kelaparan dan banjir bandang di Sumatera Barat (Sumbal). Berdasarkan pengalaman bencana yang terjadi pada pertengahan Mei lalu, berbagai evaluasi dilakukan untuk mengembangkan sistem peringatan dini yang efektif.

Berdasarkan pengalaman bencana di masa lalu, penilaian berbeda dilakukan oleh kedua lembaga untuk mengembangkan sistem peringatan dini yang efektif terhadap potensi bencana banjir lahar dan kelaparan, jelas Direktur Pusat Komunikasi Data dan Informasi Bencana BNPB Abdul Muhari, Senin (27/5). /2024).

Ia mengatakan, kerja sama pengembangan sistem peringatan dini bencana Garodo ini merupakan upaya bersama antara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). .

“BMKG saat ini terus melakukan penguatan dan pemantauan terkait peringatan dini banjir dan longsor di sekitar Gunung Marapi,” jelas Silence.

Direktur Observatorium Geofisika Padang Panjang, Suaidi Ahadi, dalam Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana Galad yang digelar di Bukittinga, Sabtu (25 Mei 2024), mengatakan model EWS yang dikembangkan tim BMKG merupakan alat peringatan dini berbasis masyarakat sistem.​

Idenya adalah memasang peralatan pemantau sungai yang menggunakan radar untuk memantau ketinggian air sungai. Hal ini berdasarkan pemantauan terhadap sungai-sungai yang berada dalam wilayah pengaruh Sungai Galad yang merupakan sungai terputus-putus.

“Pada sungai jenis ini konsumsi airnya berbeda-beda tergantung musim, artinya air melimpah di musim hujan dan haus air di musim kemarau. Sungai yang terputus-putus ini fluktuasi musimnya sangat kuat ya,” jelas Abdul.

Sederhananya, metode EWS berfungsi untuk mengkonfirmasi peringatan dini yang dikeluarkan BMKG terkait cuaca, getaran tanah, atau gempa mikro. Jika alarm EWS kemudian berbunyi, komunitas pengelola bencana di sekitar Gunung Marapi dapat segera mengoordinasikan tindakan untuk melakukan evakuasi mereka sendiri.

BMKG telah menghitung kebutuhan EWS jenis ini di 23 lokasi di kawasan Agam, Tanah Datar, dan Padang Panjang sekitar dasar sungai yang berhulu Gunung Marapi. Setelah dipasang, 23 titik EWS sungai ini diharapkan dapat secara permanen membentuk komunitas evakuasi peringatan dini di Nagasato.

“Bekerja sama dengan BMKG, Grup BNPB saat ini sedang melakukan investigasi lapangan terhadap fasilitas SEB. Investigasi dilakukan dengan menggunakan pengawasan udara dari pesawat tak berawak dan helikopter,” jelasnya.

Usulan BMKG ini nantinya akan dibahas lebih detail bersama dengan usulan lain yang disampaikan ilmuwan PVMBG dan BNPB untuk memastikan perangkat EWS yang dibangun benar-benar dapat memenuhi kebutuhan informasi di tingkat masyarakat.

Kelalaian dalam menghadapi bencana…

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours