Pemerintah sebut SDM masih menjadi tantangan untuk mendata stunting

Estimated read time 3 min read

Semarang (ANTARA) – Pemerintah menyatakan sumber daya manusia (SDM) masih terkendala dalam pendataan kasus-kasus kendala, terutama untuk masukan penemuan-penemuan di lapangan.

Plt Deputi Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Perkembangan Kependudukan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Budiono Subambang mengatakan, pendataan terhambat dengan mengacu pada Pelaporan Gizi Masyarakat (e-PPGBM) yang berbasis elektronik.

“Iya, pengukuran melalui e-PPGBM itu dilakukan pada bulan Juni. Jadi, pada bulan itu, selain menakar dan menimbang, perlu juga dilakukan input data. Jadi untuk input itu perlu waktu, tenaga juga perlu dilakukan. Masukannya,” kata Budiono di Semarang, Jumat malam.

Selain itu, kata Budiono, pendataan dilakukan mulai dari tingkat posyandu, kemudian dilaporkan ke tim percepatan pengurangan penghematan (TPPS) kota/kabupaten, kemudian ke kabupaten, daerah hingga dilaporkan ke pusat.

Oleh karena itu, kata Budiono, pihaknya masih membutuhkan waktu sekitar seminggu untuk menunggu masukan e-PPGBM.

“Nah, semua daerah itu dikuasai SDM yang menangani entri data. Makanya dilakukan pengukuran dan intervensi. Nah, mungkin menunggu sekitar seminggu untuk daerah yang belum selesai masuk,” ujarnya.

Budiono meminta seluruh pejabat provinsi yang bertanggung jawab dalam pendataan memaksimalkan pemasukan data dalam seminggu ke depan.

Oleh karena itu diharapkan seluruh daerah bisa memasukkan data yang telah diukur dan ditimbang (badan bayi) secara maksimal, ”ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, posyandu yang ada juga bisa saling membantu dengan memantau pemerintah daerah terkait fasilitas pendukungnya.

“Kalau sekarang sudah dilakukan posyandu (entri data), besok kita bisa membantu posyandu yang masih bermasalah. Namun yang jelas daerah sudah berusaha menerapkan pengelolaan agar pelaksanaannya bisa maksimal. ” dia berkata.

Lanjut Budiono, hingga Jumat malam (28/6) ini, data e-PPGBM sudah masuk sebanyak 89 persen dan kemungkinan mencapai 90 persen pada hari Sabtu ini.

“Sampai sekarang posisinya sekitar 89 persen. Mudah-mudahan besok 90 persen, mudah-mudahan iya. Kita lihat hasil perhitungannya, kita lihat perkembangannya,” ujarnya.

Terkait target penurunan masalah stunting hingga 14 persen pada akhir tahun 2024, pemerintah terus berupaya dan berkolaborasi lintas sektor untuk mencapai target penanggulangan masalah stunting.

“Sampai saat ini pemerintah sedang bekerja keras, termasuk yang disampaikan Kepala BKKBN yaitu koordinasi dan kerjasama seluruh sektor pemerintahan, setidaknya perlu ada 19 kementerian dan lembaga untuk bersama-sama mengembangkan program tersebut,” ujarnya.

Terkait keakuratan data e-PPGBM, kata Budiono, pemerintah telah membentuk tim verifikasi dan verifikasi agar data yang masuk sesuai dengan fakta di lapangan.

“Dari segi akurasi, kami pemerintah juga akan menyiapkan tim untuk melaksanakan verifikasi dan validasi. Ya, kami juga ingin hasilnya benar-benar sesuai dengan fakta di lapangan. Makanya kami berupaya melaksanakan verifikasi dan validasi untuk memberi makan,” dia dikatakan.

Diketahui, hasil Survei Kesehatan Indonesia (SHI) menunjukkan angka stunting di Indonesia saat ini berada di angka 21,5 persen. Meski demikian, e-PPGBM tetap dilakukan pemerintah untuk mencapai pendataan yang lebih nyata.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours