Pemerintahan Prabowo-Gibran diharapkan memperkuat komoditas sawit

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Pemerintahan baru Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka diharapkan mampu menciptakan produk sawit yang berdaya saing dan memperkuat posisinya sebagai komoditas strategis untuk pasar dalam dan luar negeri.

Oleh karena itu, menurut Guru Besar IPB University Rahmat Pambudi, perlu adanya kebijakan untuk melindungi dan mempromosikan kelapa sawit.

“Pemerintah bisa memilih kebijakan konservasi karena sawit sering dilanggar. Jadi banyak cara yang bisa dilakukan untuk melindungi sawit melalui cara aktif dan pasif,” ujarnya di Jakarta, Minggu.

Menurutnya, kebijakan konservasi dan promosi kelapa sawit harus dilaksanakan secara aktif dengan dukungan dana dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) karena kelapa sawit dapat menjadi senjata ofensif dan defensif karena dapat digunakan sebagai bahan pangan. produk. . .

Terkait usulan pembentukan Badan Perkelapasawitan Indonesia, Rahmat Pambudi menegaskan harus memiliki landasan argumen dan data yang kuat.

Ia mengatakan, akan lebih baik jika Badan Perkelapasawitan Indonesia dibentuk sebagai kebutuhan bersama para pemangku kepentingan kelapa sawit.

“Saya pikir ini adalah suatu keharusan bagi (perusahaan kelapa sawit) dan bagian dari strateginya untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan kompetitif,” katanya dalam panel bertajuk “Mempertahankan keberlanjutan industri kelapa sawit di bawah pemerintahan baru.”

Ia juga mencatat, pembentukan badan sawit nasional harus memiliki kerangka peraturan perundang-undangan yang berlandaskan undang-undang, keputusan pemerintah, atau keputusan presiden.

Fenny Sofyan, Manajer Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), menjelaskan bahwa kelapa sawit Indonesia masih menghadapi kampanye negatif minyak sawit.

Ia kembali menegaskan bahwa salah satu hal yang dapat menghilangkan kampanye negatif tersebut adalah dengan revitalisasi Minyak Sawit Berkelanjutan Indonesia (disingkat ISPO).

Ia berharap pemerintahan Prabowo-Gibran bisa memastikan minyak sawit diakui pasar dengan menjadikan ISPO sebagai satu-satunya sertifikasi yang sah.

“Kelapa sawit perlu diterima oleh masyarakat, sehingga ISPO merupakan regulasi yang berharga bagi para pelaku industri. Jadi kami berharap pemerintah berikutnya akan mempromosikan masalah ini. Kedepannya saya berharap hanya ada satu merek. ISPO sebagai sertifikasi yang stabil,” ujarnya.

Gulat M.E. Manurung, Ketua DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), menilai isi rancangan revisi Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01 tentang Pedoman Penetapan Harga Beli Minyak Sawit TBS Produksi Petani Rakyat tidak memberikan perlindungan. bagi produsen kelapa sawit mandiri atau bagi produsen kelapa sawit mandiri.

Oleh karena itu, kami meminta revisi peraturan pertanian tersebut ditunda hingga pelantikan resmi pemerintahan Prabowo-Djebran, ujarnya dalam acara yang diselenggarakan Forum Jurnalis Pertanian (Forwatan). katanya.

Sementara itu, Direktur Departemen Kelapa Sawit dan Perkebunan Sawit Lainnya Kementerian Pertanian Ardi Praptono mengumumkan pemerintah terus mendukung sektor perkebunan kelapa sawit untuk meningkatkan produksi dan efisiensi perkebunan kelapa sawit kecil. melalui program Peremajaan Kelapa Sawit (PSR) atau Program Transplantasi dan Infrastruktur (Sarpras).

“Program PSR ini sangat penting karena berdampak langsung terhadap produktivitas. Sedangkan program Sarpras, khususnya intensifikasi, juga merupakan upaya untuk meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit,” ujarnya.

Baca Juga: DMSI Usulkan Pembentukan Badan Khusus Perkelapasawitan Nasional

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours