Pemimpin Dagestan Tuding Teroris Internasional Jadi Dalang Serangan Mematikan

Estimated read time 2 min read

MOSKOW – Sergei Melikov, pemimpin wilayah Dagestan yang mayoritas penduduknya Muslim di Rusia, tempat kelompok bersenjata melakukan serangan mematikan di dua kota bulan lalu, mengatakan ancaman keamanan datang dari “organisasi teroris internasional”.

Media pemerintah Rusia mengutip Sergei Melikov yang mengatakan bahwa 22 orang tewas dalam serangan tanggal 23 Juni, yang menargetkan gereja dan sinagoga.

Pakar keamanan Barat mengatakan serangan itu adalah bukti lebih lanjut bahwa Rusia, yang terlibat dalam perang di Ukraina, menghadapi masalah yang semakin besar dengan kekerasan ekstremis Islam di dalam negeri. Namun, Melikov menegaskan ancaman itu datang dari luar.

“Faktor ancaman utama yang mempengaruhi situasi di republik ini adalah meningkatnya aktivitas organisasi teroris internasional,” kantor berita negara RIA mengutip ucapannya.

“Dan tidak peduli seberapa keras mereka mencoba meyakinkan kami bahwa peristiwa di Dagestan terjadi secara internal, saya tidak akan pernah mempercayainya.”

Dia mengatakan ada bukti langsung dan tidak langsung yang menunjukkan peran “musuh langsung kita” dalam serangan itu, namun tidak merinci siapa atau apa buktinya.

Baca juga: Sejarawan Israel Serukan Serangan Nuklir ke Iran

“Dan dalam hal ini, instruktur Barat atau lainnya tidak perlu berada di wilayah Dagestan, karena saat ini para pemimpin layanan khusus dan organisasi teroris menggunakan Internet, jejaring sosial dan dapat mempengaruhi pelatihan dan ideologi. orang-orang yang mampu melakukan kejahatan tersebut,” imbuhnya.

Orang-orang bersenjata menyerbu gedung konser dekat Moskow, melepaskan tembakan dengan senjata otomatis dan membakarnya tiga bulan setelah menewaskan 145 orang dalam pembantaian yang diklaim dilakukan oleh kelompok militan ISIS.

Rusia, tanpa memberikan bukti apa pun, menyalahkan Ukraina atas serangan itu. Ukraina menganggap tuduhan itu tidak masuk akal.

RIA mengutip seorang ulama senior Dagestan yang mengatakan dalam pertemuan dengan Melikov bahwa keputusan agama, atau fatwa, akan segera dikeluarkan untuk melarang penggunaan cadar. Laporan setelah serangan tanggal 23 Juni menyebutkan bahwa salah satu pria bersenjata berencana melarikan diri dengan mengenakan niqab.

Niqab akan dilarang sampai perdamaian dan ketenangan pulih di wilayah tersebut, dan laki-laki yang tidak ingin melihat wajah istrinya di depan umum harus tetap membiarkan mereka di rumah, kata ulama Akhmad Abdulayev.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours