Pemimpin demonstrasi Bangladesh tolak pemerintahan militer

Estimated read time 2 min read

MOSKOW (ANTARA) – Pemimpin protes mahasiswa di Bangladesh pada Selasa mengatakan bahwa para pengunjuk rasa menganggap aturan yang didukung militer atau militer tidak dapat diterima di negara tersebut.

Para pemimpin juga mengatakan bahwa hanya pemerintahan yang disetujui oleh gerakan mahasiswa yang boleh dibentuk. Gerakan protes dimulai di Dhaka dan di seluruh negeri setelah pengumuman beberapa hari “tidak bekerja sama” dengan pihak berwenang yang diluncurkan pada Minggu (4/8) oleh Gerakan Mahasiswa Anti-Diskriminasi.

Bentrokan antara mahasiswa anti pemerintah, polisi, dan pendukung pemerintah berubah menjadi kerusuhan.

Seorang pemimpin bernama Nahid mengatakan: “Tidak ada pemerintah yang akan menerima apa pun selain apa yang diusulkan para mahasiswa.”

“Seperti yang kami katakan, tidak ada pemerintah militer atau pemerintah yang didukung militer atau fasis yang akan menerima,” katanya seperti dikutip surat kabar Bangladesh Daily Star melalui visual.

Para pemimpin pengunjuk rasa meminta Presiden Bangladesh, Mohammed Shahabuddin, untuk segera mengambil tindakan guna memulihkan hukum dan ketertiban di negara tersebut.

Ditegaskan, susunan pemerintahan sementara akan diumumkan pada Selasa.

“Kami telah memutuskan bahwa pemerintahan sementara harus dibentuk di mana peraih Nobel yang diakui secara internasional Dr. Mohammad Yunus, yang diterima secara luas, akan menjadi penasihat utama,” kata mereka.

Menurut mereka, Yunus menerima tawaran tersebut.

Sampai pemerintahan baru terbentuk, para mahasiswa harus tetap turun ke jalan untuk “melindungi protes,” kata Nahid.

Ia menambahkan, gerakan mahasiswa tidak ada kaitannya dengan aksi kekerasan, penyerangan terhadap kuil, penjarahan, dan sabotase yang terjadi saat aksi protes.

“Kami meminta semua pihak untuk turun ke jalan… ‘Komite Perlindungan Properti Umum dan Kerukunan Masyarakat’ yang dibentuk dan dipimpin oleh Gerakan Mahasiswa Anti Diskriminasi mengumumkan akan menjaga semua area,” ujarnya.

Pada Senin (8/5), Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina dan adiknya meninggalkan kediaman resmi Hasina di ibu kota Dhaka menuju tempat yang lebih aman.

Media melaporkan bahwa ribuan pengunjuk rasa menyerbu istana Hasina, yang melarikan diri dari Bangladesh.

Presiden Bangladesh mengadakan pertemuan pada hari Senin dengan perwakilan partai politik, asosiasi sipil dan panglima tiga angkatan bersenjata.

Pertemuan tersebut menghasilkan keputusan bahwa parlemen harus dibubarkan untuk membentuk pemerintahan transisi sesegera mungkin.

Sumber: Sputnik-OANA

Tahun Baru Bengali di Dhaka dimulai dengan perayaan yang penuh warna

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours