Pemimpin oposisi Bangladesh ajak massa tahan diri dalam masa transisi

Estimated read time 2 min read

DHAKA (Antara) – Ketua Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) yang baru dibebaskan, Khaleda Zia, pada Rabu menyerukan semua pihak menahan diri ketika negara itu bergerak menuju pembentukan pemerintahan transisi.

Masa transisi telah berlangsung sejak mantan Perdana Menteri Sheikh Hasina melarikan diri setelah berminggu-minggu terjadi protes yang disertai kekerasan.

Dalam pidato publik pertamanya sejak dibebaskan dari tahanan rumah, mantan Perdana Menteri Zia meminta anggota partai dan masyarakat untuk menahan diri dari tindakan perusakan dan balas dendam serta menghormati semua agama dan komunitas.

Kemenangan ini memberi kita kemungkinan-kemungkinan baru, kata Zia.

“Kita harus membangun Bangladesh yang sejahtera dari reruntuhan demokrasi dan korupsi. Pemuda heroik membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin dengan berjuang sampai mati. “Hormatilah ratusan syuhada (yang gugur dalam kerusuhan mahasiswa),” imbuhnya.

Setelah lebih dari enam setengah tahun bungkam, Zia (79) berpidato di depan kantor pusat BNP di Dhaka.

Ia berbicara melalui rekaman video di rumah sakit tempat ia dirawat karena berbagai komplikasi penyakitnya.

Bangladesh yang makmur harus dibangun atas dasar hak asasi manusia, keadilan sosial dan kesetaraan, tambahnya.

Putranya Tariq Rehman, yang kini menjadi pengungsi di Inggris, juga menyampaikan pidato dalam rapat umum tersebut.

Sebelumnya, Presiden Mohammad Shahabuddin memerintahkan pembebasan Zia pada Senin (5/8), beberapa jam setelah Hasina meninggalkan negaranya di tengah protes besar-besaran mahasiswa terhadap kuota lapangan kerja publik.

Sebelumnya pada Februari 2018, pengadilan menjatuhkan hukuman lima tahun penjara kepada Zia. Dia dipenjarakan di Dhaka Lama.

Sementara itu, pada Maret 2020, ia dibebaskan dari penjara karena alasan kesehatan dan menjadi tahanan rumah berdasarkan perintah eksekutif pemerintah.

Zia, ketua BNP dan mantan perdana menteri Bangladesh selama dua periode (1991–1996 dan 2001–2006), telah menjadi tahanan rumah sejak 2018.

Sumber: Anatolia

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours