Pemkab Aceh Singkil Bersama Stakeholder Sepakati Lanskap Tata Kelola Sawit Berkelanjutan

Estimated read time 4 min read

JAKARTA – Pemerintahan (Pemcab) Aceh Singkil telah menyepakati visi Pengelolaan Kelapa Sawit Berkelanjutan (KSB) Kabupaten Aceh Singkil tahun 2024-2026 dengan para pemangku kepentingan dengan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dan resmi meluncurkan Multi. – Forum Pemangku Kepentingan Dashboard Pengelolaan Sumber Daya (PSDA) untuk mendukung implementasi proyek kelapa sawit berkelanjutan di Aceh Singkil.

MoU tersebut ditandatangani oleh perwakilan berbagai pihak antara lain Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil, Divisi Pengelolaan Hutan VI (KPH VI), Green Trade Initiative Foundation (YIDH), Sustainable Ecosystem Foundation, Leuser Conservation Forum, SwissContact, Tropical Forest Foundation, PT. . Coltiva, PT. Sari Dumai Sejati (Apical), PT. Musim Mas, Asosiasi Petani Sawit Indonesia (APKASINDO) Aceh Singkil, dan Asosiasi Petani Sawit Indonesia Perjuangan (APKASINDO Perjuangan) Aceh Singkil.

MoU ini bertujuan untuk menjadi landasan dan acuan bagi para pemangku kepentingan dalam mendorong pembangunan daerah dengan mendorong pembangunan berkelanjutan yang berwawasan komprehensif di wilayah hukum Aceh Singkil. Visi ini terdiri dari empat pilar utama, antara lain lingkungan hidup, ekonomi, sosial, dan keberlanjutan.

Kelompok lingkungan hidup berfokus pada perlindungan ekosistem hutan dan peningkatan keanekaragaman hayati. Basis ekonomi berkomitmen untuk meningkatkan hasil kelapa sawit dan kesejahteraan petani. Pilar sosial mendorong keterlibatan multipihak untuk mengatasi perpecahan dan konflik. Kerangka Tata Kelola Berkelanjutan memprioritaskan dukungan struktural dan administratif untuk inisiatif pengembangan kelapa sawit berkelanjutan.

Penandatanganan MoU dan peluncuran Dashboard PSDA Multi-Stakeholder Forum merupakan tanda nyata komitmen pemerintah Aceh Sinkil untuk memastikan kawasan mencapai energi berkelanjutan dengan sumber daya kelapa sawit berkelanjutan dan memaksimalkan perlindungan lingkungan hutan. khususnya Kawasan Alam Liar Rawa Sinkil,” kata Pj Bupati. Aceh Sinkil Azmi dalam siaran pers yang diperoleh Sindonews, Senin (8/7/2024).

Kabupaten Aceh Singkil memiliki potensi perkebunan kelapa sawit seluas 77.512 hektar yang dikelola oleh perusahaan dan petani perorangan, serta memberikan kontribusi sebesar 31,8 persen pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Kawasan ini juga merupakan bagian dari Cagar Alam Rawa Sinkil, rumah bagi harimau sumatera, gajah sumatera, dan orangutan sumatera.

“Perusahaan kami berkomitmen untuk mencapai 100% NDPE (No Deforestation, No Landscaping) di seluruh proses produksi pada tahun 2025, dan penandatanganan perjanjian ini akan membantu mencapai tujuan tersebut,” kata manajer PT CSR. Sari Dumai Sejati (Apical) Sugiantoro.

Konsep pertamanan Aceh Singkil bertujuan untuk meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit sebesar 30 persen melalui ekspansi, yang diharapkan dapat meningkatkan penghidupan masyarakat di wilayah yang masih menderita kemiskinan. Saat ini, pengembangan dashboard multipihak PSDA bertujuan untuk memantau dan memverifikasi indikator implementasi visi yang akan berkontribusi pada indikator keberhasilan Kabupaten Aceh Singkil.

Dashboard tersebut juga akan berfungsi untuk mengukur efektivitas para pihak dalam mengelola sumber daya alam dan komoditas berkelanjutan lainnya di Kabupaten Aceh Singkil, termasuk memastikan kemajuan dalam mencapai target Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit (RAD-KSB).

DPDK APKASINDO Presiden Aceh Agus Wanda Mike mengatakan, “Petani sawit di Aceh Singkil berharap dengan adanya kesepakatan saling pengertian mengenai visi dan peluncuran Dashboard Forum Multi Stakeholder PSDA dapat meningkatkan jumlah sumber daya kelapa sawit dan pendapatan petani.” Sederhana.

“Mitra pembangunan dan pemerintah akan dapat memenuhi pencapaian masing-masing indikator yang akan memantau kontribusinya terhadap tujuan yang ditetapkan dalam visi dan kemajuan pada dashboard yang dibuat bersama. Christina Rini, Program Manager SwissContact Indonesia mengatakan bahwa semua pihak berkomitmen untuk pembangunan Aceh Singkil.

“Kami berharap dashboard forum multi-stakeholder PSDA yang dikembangkan dengan bantuan sistem Coltitrace, akan mampu melibatkan seluruh anggota forum dalam melaporkan, mengukur dan memantau kemajuan program bersama untuk mencapai tujuan rencana nasional. -KSB yang merupakan proyek pemerintah daerah,” kata Mochamad, Kepala Bagian Coltiva, kata Fachreza.

Resolusi Visi Aceh Singkil dilaksanakan melalui kemitraan yang mencakup masyarakat lokal, pemerintah provinsi dan nasional, perusahaan swasta dan organisasi non-pemerintah. Asosiasi Pengelolaan Sumber Daya Alam (FPSDA) dan Aceh Singkil telah mengadakan serangkaian diskusi untuk mengembangkan Indeks Pengelolaan Kelapa Sawit Berkelanjutan dan Dashboard Forum Multi-Stakeholder PSDA.

“Visi Lanskap Aceh Sinkil yang telah disetujui akan menjadi acuan bagi para pemangku kepentingan untuk menerapkan pengelolaan kelapa sawit berkelanjutan, termasuk mengurangi deforestasi dan meningkatkan produksi kelapa sawit,” kata Idris.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours