Pemkab Halmahera Barat ajak warga jaga adat dan budaya

Estimated read time 2 min read

Ternat (Antara) – Pemerintah Kabupaten Halmahera bagian barat (Halbar) di Maluku bagian utara mengajak warganya untuk terus menjaga dan melestarikan tradisi dan adat istiadat yang telah dilestarikan selama berabad-abad.

Wakil Wali Kota Halbar Jofari Mohammad usai mengikuti rapat pengorganisasian suku Vayoli mengatakan, Saya mohon kepada masyarakat Vayoli untuk terus melestarikan keberadaan sukunya guna melengkapi kekayaan budaya dan budaya Halmahera Barat (di Goro). -Desa Goro Kecamatan Sahu, hari Sabtu.

Raja Muda sendiri dan rombongan meninggalkan pelabuhan Jailolo menuju desa Goro-goro untuk menghadiri pertemuan pengorganisasian suku Wayoli di seluruh wilayah Maluku Utara.

Selama perjalanan, kondisi laut sangat bersahabat, kata Joffrey, setelah kurang lebih satu jam berjalan kaki, tim tiba dan disambut dengan hangat oleh warga sekitar.

Jeffrey melanjutkan: Kami mengundang Anda untuk mempererat hubungan persahabatan agar generasi mendatang dapat terus melestarikan dan melindungi warisan budaya yang berharga ini.

Sekadar informasi, Wakil Gubernur Halmahara Barat langsung membuka rapat perencanaan yang dihadiri Kepala Suku Wayoli, Maluku Utara, Rinto Jalali dan 400 peserta masyarakat Suku Wayoli.

Sementara itu, Sultan Jilu, Ahmad Sajah berharap pemerintah setempat menjaga dan melestarikan bahasa daerah melalui sistem pengajaran bahasa daerah untuk digunakan sebagai komunikasi sehari-hari masyarakat yang tinggal di kota tersebut.

“Saat ini banyak generasi muda yang tidak lagi menggunakan bahasa daerah untuk berkomunikasi, kami khawatir bahasa warisan nenek moyang mereka akan hilang,” kata Sultan Jilu.

Ia mengatakan kekhawatiran tersebut beralasan karena di wilayah Halmahera Barat masyarakat sudah tidak lagi menggunakan bahasa Gamkonora dan jumlah penuturnya sudah mulai berkurang.

Selain itu, kata Ahmad Sajah, bahasa Gamkunora sebagai identitas sosial di wilayah Halmahera Barat akan hilang seiring dengan kemajuan zaman.

Oleh karena itu, ia berharap pemerintah daerah bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-ristek) melalui Biro Bahasa Provinsi Maluku Utara untuk melanjutkan kebangkitan bahasa daerah saat ini.

Sebab, saat ini masyarakat di wilayah Halmahera Barat, selain menggunakan bahasa Melayu Malut, sebagian warga lebih memilih bahasa daerah Ternate dibandingkan bahasa Gamkonora yang merupakan bahasa nenek moyang mereka.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours