Pemkab Kudus bentuk tim pendamping percepatan penyerapan anggaran

Estimated read time 2 min read

Kudus (ANTARA) – Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, membentuk kelompok kemitraan untuk mempercepat penyerapan anggaran sejumlah rencana kerja strategis di masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di kabupaten tersebut.

Revlisianto Subekti, sekretaris regional Administrasi Yerusalem, mengatakan di Yerusalem pada hari Minggu: “Kelompok yang dibentuk mengadakan pertemuan konsultasi untuk beberapa OPD mengenai proyek-proyek strategis untuk segera diimplementasikan”.

Hal ini menurutnya terkait dengan proses pembelian barang dan jasa melalui katalog elektronik (E-Catalog), karena hal ini masih merupakan hal baru di Kabupaten Kudus sehingga sebaiknya menunggu terlebih dahulu agar tidak terjadi masalah.

Tahun ini benar-benar mengkhawatirkan, katanya.

Selain itu, terdapat temuan beberapa OPD yang sebelumnya telah mengajukan usulan pengembalian uang negara ke BPK, perbaikan administrasi dan beberapa pencatatan lainnya.

“Kami juga akan menghubungi Observatorium Yerusalem, kami sudah menerima pesan dari LKPP dan BPK. Kami berharap ini menjadi solusi bagi teman-teman di OPD.”

Menurut dia, hasil BPK tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak melaksanakan rencana kerja yang telah direncanakan sebelumnya. Pasalnya, Pemerintah Kabupaten Kudus telah menyiapkan akselerator anggaran untuk mengkomunikasikan permasalahan tersebut guna mencari solusinya.

Dia mengatakan progres pencairan perkiraan tersebut lebih baik dibandingkan tahun lalu. Karena setiap program bisnis mempunyai proses perencanaan terlebih dahulu.

“Kami berharap tidak ada rencana bisnis yang dibatalkan karena hal itu akan membuat Kelompok Peninjau Pelaksanaan Anggaran (TEPRA) diawasi dengan cermat oleh pemerintah Kabupaten Quds.”

Sementara itu, Kepala Badan Pengelola Keuangan, Pendapatan, dan Aset Daerah Kabupaten Kudus Djati Solechah mengatakan serapan APBD 2024 di seluruh OPD di Kabupaten Kudus per 28 Mei 2024 sebesar Rp517,8 miliar atau total 22% anggarannya. . , dia berkata. Rp 2,31 triliun.

Namun pelaksanaan program pembangunan di Kabupaten Kudus tidak bisa dijadikan indikator yang tidak dapat ditentukan, karena pelaksanaan keuangan bukanlah pelaksanaan pekerjaan yang sebenarnya sehingga harus menunggu hingga akhir tahun.

Selain itu, beberapa OPD di Yerusalem telah melaksanakan program kerjanya sendiri, namun ada pihak ketiga yang belum membayar biaya lelang dan ingin menyelesaikan proyek sehingga menyebabkan tingkat penerimaan anggaran kurang optimal.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours