Pemkab Manggarai Barat ajak semua pihak bahas penutupan berkala TNK

Estimated read time 2 min read

Labuan Bajo (ANTARA) – Pemerintah Manggarai Barat (Pemkab), Nusa Tenggara Timur (NTT) mengajak semua pihak duduk membahas dialog penutupan Taman Nasional Komodo (TNK) dari waktu ke waktu agar tidak berdampak pada kondisi alam. tingkat kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo.

“Kita perlu duduk bersama di saat yang tepat, berdiskusi panjang lebar, jangan ‘lompat-lompat’ beritanya tertutup, dampaknya besar,” kata Wakil Gubernur Manggarai Barat Yulianus Weng di Labuan Bajo, Sabtu.

Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah daerah sepakat bahwa alasan penutupan TNK sewaktu-waktu adalah demi kelestarian dan pelestarian alam kawasan TNK, namun tentunya harus melalui kajian ilmiah.

“Pemerintah daerah setuju kalau konservasi oke setuju, tapi paling tidak harus berdasarkan kajian ilmiah, mungkin landasan utamanya,” ujarnya.

Menurut dia, alasan penutupan berkala kawasan TNK di Destinasi Wisata Prioritas (DPSP) Labuan Bajo harus dijelaskan dengan baik kepada masyarakat agar tidak mempengaruhi minat wisatawan untuk berkunjung ke kawasan tersebut.

Warga Pulau Komodo dan penjual cinderamata di Loh Liang Jamain mengaku setuju dengan penutupan kawasan TNK secara berkala untuk tujuan konservasi dan konservasi.

Namun, dia meminta pemerintah mengajak masyarakat di kawasan TNK untuk duduk bersama membahasnya agar tidak mempengaruhi minat wisatawan berkunjung ke Labuan Bajo yang dinilai akan mempengaruhi pendapatan warga dari hasil penjualan. memori.

– Kami setuju dengan konservasi, tapi kami tinggal di sini dan kami memiliki tunggakan pinjaman di bank, katanya.

Melalui dialog, katanya, pemerintah dapat menerapkan kebijakan konservasi yang tepat di kawasan TNK tanpa terlalu mempengaruhi pendapatan para pedagang.

“Entah itu terjadi atau tidak, masalahnya kalau keluar negeri tidak akan ada yang datang, jadi penting untuk duduk bersama dulu,” ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Balai TNK Hendrikus Rani Siga mengatakan, ada pembicaraan sistem buka tutup kawasan taman nasional untuk memulihkan ekosistem kawasan akibat kegiatan pariwisata.

“Pada prinsipnya kawasan taman nasional perlu istirahat, perlu pemulihan, dan infrastruktur juga perlu istirahat untuk dibersihkan, dirawat, dipelihara dan untuk negara, paling tidak untuk mengurangi kerusakan,” ujarnya di Labuan Bajo, Kamis. (25 7).

Dijelaskannya juga, wilayah perairan TNK banyak mendapat tekanan akibat aktivitas wisata, dimana kerusakan disebabkan karena aktivitas pariwisata seperti terjangan jangkarnya kapal wisata, aktivitas penyelaman, sampah dan sampah kapal wisata.

Dikatakannya, pembahasan mengenai sistem buka tutup kawasan TNK adalah pengelolaan pencatatan kunjungan wisatawan, dan penutupan berkala melalui kajian ilmiah yang luas oleh pihak kantor TNK yang melibatkan beberapa pakar seperti pakar lingkungan hidup, pariwisata, ekonomi, sosial dan budaya. . Baca Juga: BPOLBF Singgung Bicara Penutupan TNK Berkala Demi Jaga Ekosistem Baca Juga: Balai TNK: Buka Tutup Kawasan untuk Pulihkan Aktivitas Pariwisata

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours