Pemkab Sigi: Pelestarian lingkungan menuju pariwisata hijau di Lindu

Estimated read time 3 min read

SIGI, Sulawesi Tengah (Antara) – Pemerintah Kabupaten Sigi (PEMCAB), Sulawesi Tengah terus berupaya mempromosikan keindahan alam dan memperkenalkan keanekaragaman hayati, kearifan budaya, dan pelestarian lingkungan menuju wisata hijau di kawasan Danau Lindu. Salah satu upaya pemerintah daerah dalam menjaga kelestarian lingkungan dengan konsep wisata hijau pada tanggal 5 – 7 September 2024 di Desa Tomodo, Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi.

CG Regent Mohamad Irwan Lagatta di Bora, Bora mengatakan, kegiatan festival Lindu memiliki konsep eco-based pariwisata dengan melibatkan masyarakat etnis setempat, yang tetap memegang nilai-nilai kearifan budaya untuk menjaga, melestarikan, menjaga dan melestarikan kealamiannya. ekosistem.

“Danau Lindu merupakan salah satu keindahan alam Kabupaten SGI yang menakjubkan karena memiliki potensi sumber daya alam yang sangat baik dan merupakan bagian dari Cagar Alam Taman Nasional Lindu,” kata Irwan Lagatta.

Dukungan pemerintah daerah sebagai wujud komitmen pembangunan prioritas yang tetap memperhatikan prinsip kelestarian lingkungan hidup diatur dalam Peraturan Daerah (Prda) Nomor 4 Tahun 2019 tentang SIGI hijau.

“Dengan demikian, alam dapat berperan sebagai sistem pendukung kehidupan yang damai dan harmonis di mana masyarakat mempunyai kesempatan untuk saling berinteraksi dan berbagi manfaat alam untuk mencapai kesejahteraan dengan prinsip berkelanjutan,” ujarnya.

Festival Danau Lindu merupakan perayaan budaya yang diadakan di tepi Danau Lindu di Kecamatan Lindu, salah satu tempat wisata terindah dan spektakuler di Kabupaten Sigi.

Tujuan dari festival Danau Lindu kali ini adalah untuk mengembangkan pariwisata hijau dan berkelanjutan, memperkenalkan konsep pariwisata hijau berkelanjutan dan inklusif di kawasan Danau Lindu sebagai langkah penting dalam upaya menjaga lingkungan dan memperkenalkan ekonomi berkelanjutan kepada masyarakat. mengembangkan masyarakat setempat,” ujarnya.

Dikatakannya, pelaksanaan FDL 2024 antara lain memberdayakan masyarakat untuk memberdayakan perempuan yang akan meningkatkan peran perempuan dalam menjaga lingkungan dan melestarikan budaya lokal, serta meningkatkan peluang ekonomi melalui berbagai kegiatan persembahan festival Danau Lindu.

“Tentunya dengan konsep pengenalan budaya lokal, diharapkan kekayaan budaya lokal dari dalam dan luar negeri dapat diperkenalkan kepada masyarakat luas untuk memperkuat identitas dan pengakuan lokal untuk meningkatkan budaya tersebut,” ujarnya. Dia berkata

Menurutnya, penyelenggaraan festival Danau Lindu akan menjaga lingkungan dengan menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan keanekaragaman hayati melalui kegiatan edukasi dan tindakan yang tepat.

“Pada dasarnya kegiatan ini lebih menekankan pada permasalahan perempuan dan lingkungan hidup, dimana peran perempuan dalam tradisi masyarakat Lindu (suku Kaili Tado), perempuan memegang peranan penting selain peran sebagai ibu, perempuan. media komunikasi antara manusia, alam dan Sang Pencipta,” ujarnya. .

Kawasan Danau Lindu atau Lindu Enclave merupakan bagian dari Cagar Biosfer Taman Nasional Lindu yang luasnya 34,88 km² dengan kedalaman rata-rata 38 meter dan terletak pada ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut. Wilayah ini kaya akan keanekaragaman hayati dan kearifan budaya.

Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (DISARECRAF), tingkat wisatawan nusantara di provinsi Sulawesi Tengah akan mencapai lebih dari 5 juta orang pada tahun 2023. Baca Juga: Festival Lindu Danau Sigi Untuk Promosikan Pariwisata dan Megalit

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours