Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Administratif Jakarta Timur berupaya bersinergi dengan seluruh elemen masyarakat untuk menekan angka keterbelakangan di wilayahnya.
“Penanganan retardasi pertumbuhan perlu kehati-hatian bersama untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,” kata Wali Kota Jakarta Timur M Anwar saat membuka Konferensi Pertumbuhan Jakarta Timur 2024 di Balai Kota Jakarta Timur, Rabu.
Muhammad Thamrin, Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta dan Forum Koordinasi Pemerintahan Kota (Forkopimko), lurah, bupati, Baznas/Bazis, PMI turut serta dalam pertemuan terkait pertumbuhan tersebut. , MUI, serta sejumlah pengusaha.
Menurutnya, sosialisasi sangat penting untuk mencegah pertumbuhan tersebut, seperti penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), kebersihan lingkungan atau sanitasi umum masyarakat (STBM), dan pemeriksaan pengisian air untuk mencegah adanya bakteri E-coli.
Menurut dia, dalam upaya melawan keterbelakangan pertumbuhan tahun ini, Pemkot Jakarta Timur telah mengidentifikasi 17 fokus wilayah yang berisiko mengalami pertumbuhan. Tempat-tempat ini akan bersama-sama menerapkan intervensi untuk mengurangi target pemerintah pusat sebesar 14 persen stunting.
“Kita coba bicarakan bersama-sama melalui konsultasi ini. Kita harapkan akhir tahun ini kita bisa turun di bawah indikator nasional yang ditetapkan sebesar 14 persen. Kita harapkan bisa turun di bawah 14 persen,” kata Anwar. .
Sementara itu, Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Muhammad Thamrin menambahkan, konsultasi non-pembangunan merupakan keseriusan Pemkot Jakarta Timur terhadap non-pembangunan. Sinergi ini diperlukan untuk mencari solusi mengatasi tertinggalnya pembangunan di Jakarta Timur.
“Namanya sinergi, semua elemen masyarakat harus diikutsertakan, karena kita ingin Jakarta Timur sehat, kita ingin anak-anak kita sehat, jadi tentunya perawatan harus sinergis. Tidak ada yang bisa menyelesaikannya sendiri, jadi kebersamaan ini adalah bagian dari itu. Dan masalah pembangunan dalam menyelesaikan masalah walikota kita, “katanya.
+ There are no comments
Add yours