Pemprov DKI merevitalisasi 10 halte

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Pemprov DKI Jakarta tengah merehabilitasi 10 terminal bus di berbagai lokasi pada tahun 2024, termasuk halte Taman Ismail Marzuki (TIM), untuk meningkatkan kenyamanan warga yang ingin bepergian dengan angkutan umum. “Tahun ini, kami sedang memperbaiki halte, merawat halte tersebut. Oleh karena itu, tahun ini kami sedang membangun atau meningkatkan 10 terminal bus,” kata Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Heru Suwondo di Jakarta, Selasa.

Sembilan halte lainnya yang diperbaiki yakni Halte Pasar Minggu, Taman Puring, RSUD Cengkareng, Halte Kapten Tendean, Halte Wali Kota Jakarta Timur, Halte Ibnu Chaldun, UNJ 1, UNJ 2 dan Harapan Kita. .

Selain itu, Pemerintah Daerah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan pemerintah daerah juga melakukan pemeliharaan halte lain dan perbaikan halte lama. Baca selengkapnya: Bina Marga DKI Rampungkan Renovasi 9 Terminal Bus Agar Lebih Nyaman. Tahun lalu, Dinas Bina Marga DKI Jakarta berhasil merenovasi 9 terminal bus yang ditargetkan rampung pada 2023. Sembilan terminal yang dibangun kembali tersebut berlokasi di 4 kabupaten kota. Jakarta, khusus Jakarta Pusat, memiliki halte Masjid Istiklal, halte Taman Jatibaru, dan halte Bandungan Hilir. Lalu ada Halte Ros Lapangan di Jakarta Selatan, Jakarta Barat di depan SMA 65 dan untuk Jakarta Timur di RSUD Kramat Jati dan SDN 02 Pondok Bambu dll. Pernyataan Geru soal rehabilitasi halte itu menanggapi permintaan Anggota DPRD DKI Hardianto Kenneth. Dia meminta Pemprov DKI membangun halte bus, untuk menonjolkan budaya setempat.

Saya bertanya kepada Pak Gera Kuswondo, semoga terus, Jakarta menjadi kota global. Aku berjalan berkeliling melihat papan nama bus kami yang mirip dengan papan nama bus tahun 80an. Kami baru saja tersesat di Surabaya. Halte Bus Bina Marg sedang dikerjakan, tambahnya: Pemprov DKI siapkan halte online untuk ojek. Pak Hari Nugrogo (Direktur Tol sebelumnya) pernah berjanji kepada saya akan membangun halte bus bergigi balangami. kearifan lokal masih dilestarikan, wajah-wajah Betawi muncul di halte,” ujarnya.

Kenneth kemudian mengingat tanda bus di Jepang yang mencantumkan rute bus. Ia pun menawarkan hal serupa di Jakarta.

Oleh karena itu, di mana pun ada nomor busnya, harus ada penjelasan yang lengkap. Kalau ada kesempatan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk diundangkan, ujarnya. Ia pun meminta penangguhan ulang. Saya harap ini bisa berlanjut, katanya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours