Pemprov DKI tingkatkan kesiapsiagaan hadapi ancaman limbah B3

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Pemerintah Kabupaten DKI Jakarta menggelar pelatihan pengolahan limbah bahan beracun berbahaya (B3) yang melibatkan berbagai organisasi daerah (ROA) guna meningkatkan kesiapsiagaan.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi dan meningkatkan pemahaman OPD dan pihak terkait lainnya mengenai pengelolaan limbah B3, kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto di Jakarta, Senin.

Kegiatan yang berlangsung hari ini di wilayah Kotamadya DKI Jakarta ini juga merupakan kelanjutan dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 74 Tahun 2019 yang mewajibkan setiap kabupaten memiliki dokumen darurat dalam pengelolaan limbah B3.

Menurut Asp, kegiatan ini juga merupakan tanggung jawab Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta untuk memastikan kesiapsiagaan dan respon cepat dari seluruh instansi terkait.

“Kami berharap semua pihak siap menghadapi situasi darurat akibat limbah berbahaya yang mungkin terjadi di Jakarta,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Sarjoko menyebutkan pentingnya sinergi lintas sektor dalam kegiatan peningkatan kesiapsiagaan terhadap ancaman limbah B3.

Sementara itu, dalam lokakarya tersebut, peserta dari berbagai OPD seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Kesehatan, dan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan diberikan pengarahan mengenai dokumen penanggulangan kedaruratan B3 yang disusun mulai tahun 2023. Dokumen ini menjadi dasar pembuatan skenario simulasi latihan darurat.

Hadir sebagai pemasok material adalah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Universitas Indonesia dan PT Pertamina yang turut berbagi pengalaman dan best practice pengolahan limbah B3 di lapangan.

Narasumber menyampaikan pentingnya skenario realistis untuk memastikan kesiapan semua pihak dalam menghadapi situasi darurat.

Pada rapat penjelasan teknis tersebut, Kepala Unit Kerja Khusus Bidang Pelayanan dan Kerja Masyarakat Pusat Pengurangan Resiko Bencana Universitas Indonesia, Prof. Fatma Lestri mengatakan simulasi darurat merupakan cara efektif untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman limbah B3.

Menurutnya, simulasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga meniru kondisi lapangan sebenarnya. Dengan cara ini, petugas dapat dilatih untuk membuat keputusan yang tepat di bawah tekanan dan dalam situasi yang kompleks.

“Melalui simulasi yang realistis, kami berharap dapat membangun sistem darurat yang kuat dan efisien,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours