Pemprov Kaltara bakal membangun industri minyak goreng

Estimated read time 2 min read

Tarakan (ANTARA) – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Zainal Arifin Paliwang berharap rencana pengembangan industri pengolahan kelapa sawit di wilayahnya dapat mendongkrak perekonomian provinsi Kalimantan Utara.

“Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu lahan yang dibudidayakan di Kalimantan Utara,” kata Zainal saat menghadiri pemaparan rencana awal penyusunan studi kelayakan (FS) pengembangan Industri Minyak Goreng Sawit di Kalimantan Utara, Gubernur. Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa.

Hingga data tahun 2023, luas perkebunan kelapa sawit memiliki luas 39.466,50 hektar. Naik 1,36 persen dibandingkan tahun lalu. Produksinya mencapai 75.738 ton (91,51 persen) berupa minyak sawit mentah.

Luas lahan sawit terluas di Kalimantan Utara terdapat di Kabupaten Nunukan seluas 33.111,30 hektar dan total produksinya mencapai 66.785,40 ton (88,18 persen) dari total produksi, kata Gubernur.

Dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Utara, sektor pertanian, peternakan, perburuan, dan pertanian memberikan kontribusi paling besar, khususnya produk kelapa sawit.

Secara rinci, tanaman yang ditanam di sawah disebutkan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 8.333 orang.

Gubernur menjelaskan, kontribusi tersebut dapat ditingkatkan dengan menyediakan pabrik pengolahan kelapa sawit, meningkatkan harga jual dan peluang untuk mendirikan industri darinya.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara menargetkan produk kelapa sawit dapat berkontribusi terhadap peningkatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp56.351.938.000 pada tahun 2024.

Penjelasan lain yang melatarbelakangi perlunya membangun industri kelapa sawit adalah adanya tren peningkatan produksi minyak sawit di Kalimantan Utara.

Selain itu, jumlah pabrik pengolahan kelapa sawit di Kalimantan Utara hanya 20 pabrik. Jumlah tersebut belum mampu menampung produksi minyak sawit sehingga perlu dilakukan peningkatan pasokan industri.

“Melalui pemaparan FS ini, kami berharap mendapatkan gambaran yang obyektif dan komprehensif tentang faktor teknis, faktor kebijakan, finansial dan keuangan, investasi dan pemasaran, ekonomi, sosial dan budaya,” kata Zainal.

“Hasilnya dapat dijadikan pedoman dalam mengambil keputusan mengenai pengembangan industri kelapa sawit,” kata Zainal.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours