Pemprov Sumsel dan Kilang Pertamina Plaju Sinergi Bangun Taman Rawa, Tanam 55 Spesies Pohon Langka

Estimated read time 4 min read

Palembang – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit III Plaju berkomitmen mendukung pembangunan berkelanjutan di Sumsel.

Komitmen tersebut terlihat dari dukungan terhadap pembangunan Taman Keanekaragaman Hayati Sumsel yang telah di grounding pada Selasa (2/7/2024) bersama Pemerintah Provinsi Sumsel.

Pj Gubernur Sumsel Alain Setiadi mengatakan, sudah lama ia bermimpi untuk menanam taman keanekaragaman hayati.

“Pembangunan taman ini akan dimulai dengan tanaman dan nantinya akan menjadi agenda tidak hanya untuk pariwisata, tetapi juga untuk tujuan menjaga lingkungan dan keanekaragaman hayati, ini merupakan langkah yang sangat baik,” ujarnya.

Ellen sangat mengapresiasi partisipasi dan dukungan penuh Kilang Pertamina Plaju yang juga mendukung penuh rencana penghijauan Taman Keanekaragaman Hayati seluas 5 ha di kawasan Jaikabaring Sports Center (JSC).

“Terima kasih atas kesediaan kita bekerja sama untuk pembangunan Sumsel, saya kira banyak hal yang bisa kita rencanakan,” ujarnya.

Sementara itu, General Manager PT Kilang Pertamina International Refinery Unit III Plaju, Julianto Trivibovo mengatakan, Pertamina Plaju akan terus berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait untuk mewujudkan tujuan lingkungan berkelanjutan.

“Kami meyakini sinergi sangat penting untuk mencapai tujuan kita bersama, yaitu melakukan upaya kolektif dalam menciptakan lingkungan yang berkelanjutan, sehingga kedepannya kami akan terus menggaungkan pemangku kepentingan sebagai komitmen mendukung tujuan keberlanjutan Kilang Pertamina Plaju.” dia berkata.

Pertamina juga menargetkan penurunan emisi dan mencapai net zero emisi (NZE) pada tahun 2060, kata Julianto. Oleh karena itu, pembangunan taman ini sejalan dengan misi Pertamina. “Sebagai organisasi komersial, kami juga melakukan penanaman pohon di dalam dan sekitar kilang,” ujarnya.

Kilang Pertamina Plaju juga banyak fokus pada program konservasi keanekaragaman hayati serupa, antara lain penelitian dan konservasi ikan Belida (Chitala lopis) yang telah dipelihara sebanyak 154 ekor, 32 ekor rusa tutul, dan satu ekor rusa sambar, 33 ekor rusa. , 4.663 pohon dari 104 spesies ditanam untuk mendukung konservasi 28 ekor gajah sumatera dan program penghijauan di kompleks Pertamina.

Taman lahan basah pertama di Indonesia dengan 30 spesies pohon yang terancam punah

Sebanyak 55 jenis pohon langka akan ditanam di taman tersebut, termasuk 30 jenis tumbuhan kunci dan 25 jenis tumbuhan pendukung yang terancam punah. Beberapa di antaranya bersifat sensitif, kompleks, kompleks dan terancam punah dengan status perhatian rendah. Misalnya pohon Gerongang (Cratoxylum arborescens), Meranti (Shoria), Tembesu (Fragea fragrans), Balangeran (Shoria balangeran), Ramin (Gonistylus bankanus).

Taman tersebut merupakan kawasan konservasi flora langka berbasis lahan basah di sekitar Kompleks Jakabaring Sport Center Palembang yang merupakan taman lahan basah pertama di Indonesia yang melestarikan keanekaragaman hayati.

Taman Keanekaragaman Hayati yang selanjutnya disebut Taman Keanekaragaman Hayati adalah kawasan lindung sumber daya alam hayati lokal di luar kawasan hutan dan/atau yang mempunyai fungsi konservasi ex-situ.

“Tujuan taman ini untuk melestarikan berbagai jenis tumbuhan asli/endemik yang terancam kelestariannya atau terancam punah,” ujarnya. Taman ini terbagi menjadi 87% area hijau, 3% area berenang, dan 10% infrastruktur.

Mengingat Sumsel saat ini belum memiliki taman khusus keanekaragaman hayati, maka pembuatan taman ini sudah direncanakan sejak lama.

Padahal, pembangunan taman ini telah disahkan melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 3 Tahun 2012 (PermenLHK) tentang Taman Keanekaragaman Hayati dan dikukuhkan melalui Keputusan Gubernur Nomor 2012 oleh Pemerintah Provinsi Sumsel. 418/KPTS/DLHP/2021 tentang Kawasan Taman Keanekaragaman Hayati.

Taman keanekaragaman hayati ini juga akan menjadi taman keanekaragaman hayati pertama di Indonesia yang berlokasi di lahan basah.

Luasnya mencapai 20 hektar

Cara penanamannya dengan sistem gundukan disesuaikan dengan ketinggian kolam dan debit kolam.

Jenis pohon ditanam dengan menggunakan kompos dan tahap awal bahan kompos diperoleh dari blok kompos yang aman bagi lingkungan karena alami.

Sedangkan untuk sistem pengelolaan dan pemeliharaannya dikelola oleh multipihak khususnya pimpinan Pertamina, DLHP dan JSC dengan jangka waktu kerjasama sampai dengan 5 tahun dan dilembagakan melalui Keputusan Gubernur Eksekutif. Jika kedepannya bagus, maka wilayah kerja ini akan diperluas menjadi total 20 hektare.

Tempat ini diperuntukkan terutama karena bukan merupakan kawasan lindung. Selain itu, lokasi rawa juga menjadi tantangan tersendiri dalam pengelolaannya, dan lokasi rawa merupakan taman keanekaragaman hayati pertama di Indonesia yang dibangun dari awal (belum ada pabrik sebelumnya).

Taman keanekaragaman hayati ini diharapkan kedepannya dapat menjadi tempat konservasi sumber daya alam hayati, konservasi hayati, penelitian ilmiah dan kegiatan rekreasi.

Tanaman biasanya berumur 4-5 tahun dan sudah dapat menyesuaikan diri dan tumbuh sendiri, namun masih memerlukan bantuan untuk merawat tanaman, dan intensitasnya menurun seiring bertambahnya usia tanaman.

Vice President Corporate Communications PT Pertamina (Persero) Fudger Joko Santoso menambahkan, dengan dibangunnya taman ini, Kilang Pertamina Plaju akan mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) No.15, yaitu melindungi, memulihkan, dan meningkatkan. Pemanfaatan ekosistem darat secara berkelanjutan, serta pengelolaan hutan lestari yang efektif.

“Saat ini, Pertamina Group berupaya mewujudkan komitmennya sebagai perusahaan berkelanjutan dengan menyelamatkan alam. Kami berharap tindakan tersebut dapat menjaga alam dengan melakukan mitigasi perubahan iklim di masa depan,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours